Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Hingga akhir kuartal III-2017, PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan kredit yang tersalurkan sebesar Rp421.41 triliun atau tumbuh 13,39% di atas realisasi kredit pada periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 372.02 triliun.
Realisasi kredit tersebut jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 8,2 per Juli 2017.
Strategi yang dilakukan Manajemen BNI untuk mendorong pertumbuhan kredit di atas industri adalah menggali potensi pasar pembiayaan BuMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol dan mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada.
Selain itu, untuk menggali potensi supply chain debitur korporasi untuk menangkap potensi debitur baru
“Penyaluran kredit BNI ke sektor business banking menjadi yang utama dengan komposisi 78,3 dari total kredit atau sebesar Rp 329,75 triliun, tumbuh 13,9 dibandingkan periode yang sama tahun 2016 senilai Rp 289,47 triliun,” kata Direktur Utama BNI, Rico Budidarmo saat memaparkan kinerja keuangan BNI kuartal III-2017 di Jakarta, Selasa (12/10/2017).
Pada sektor business banking ini, kredit BNI disalurkan ke segmen Korporasi 23,6 persen, kredit BUMN 19,4 persen, segmen menengah 16,1 persen dan segmen kecil 12,9 persen.
Selain kredit ke sektor business banking, BNI juga mengucurkan pembiayaan ke bisnis konsumer yang teralokasikan sebesar 16,3 persen dari total kredit atau sebesar Rp68,53 triliun tumbuh 9,2 persen di atas realisasi periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp62,73 triliun.
Kredit ke sektor consumer banking terutama mengalir untuk Kredit Kepemilikan Rumah (BNI Griya), Kartu Kredit, dan Fleksi.
Pertumbuhan ini diraih dengan optimalisasi potensi pembiayaan melalui produk payroll nasabah dari debitur institusi dan melalukan optimalisasi cross selling.