TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kontribusi sektor pariwisata menunjukkan tren kenaikan yang positif.
Pada tahun 2013 tercatat mencapai 602 juta dollar AS atau berkontribusi sebesar 1,45 persen dari total investasi nasional.
Sedangkan pada Semester I 2017 mencapai 929 juta dollar AS atau 3,67 persen dari total investasi nasional. “Artinya, angka kontribusi yang dicapai dari investasi pariwisata bila dibandingkan dengan total investasi nasional kenaikannya mencapai 1,5 kali lipat,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di kantor staff Presiden, Jakarta, Senin .
Lebih lanjut Arief menjelaskan sektor pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia di masa mendatang.
Hal yang perlu dipersiapkan untuk mencetak devisa adalah Atraksi, Amenitas (sarana dan prasarana), dan Aksesibilitas di 10 destinasi prioritas.
Baca: Hari Pertama Kerja, Anies Mengaku Bingung Pilih Seragam
"Terutama untuk 10 destinasi prioritas akan dikembangkan sebagai ‘Bali baru’ yang terhampar dari Sumatera Utara hingga ke Morotai di Maluku Utara,” ungkap Arief.
Mantan Direktur Utama Telkom Indonesia menambahkan investasi di sektor pariwisata saat ini sedang terus digenjot. Hal itu untuk menunjukkan kepercayaan dunia usaha terhadap pertumbuhan yang dicapai sektor pariwisata.
"Sektor pariwisata bisa jadi kunci di tengah persaingan negara-negara untuk menarik wisatawan," kata Arief.