TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini kembali memberikan suspensi sementara untuk perdagangan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan Waran Seri I KIOS-W terkait harga sahamnya yang kembali naik signifikan selama dua hari berturut-turut semenjak pencabutan suspensi.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham KIOS, Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan suspensi," kata Irvan Susandy, Kadiv Pengawasan Transaksi BEI yang dilansir dari keterbukaan informasi, Jumat (20/10/2017).
BEI akan menghentikan sementara perdagangan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan Waran seri I KIOS-W baik di Pasar Reguler maupun di Pasar Tunai sejak perdagangan 20 Oktober 2017 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut.
Tercatat, pada perdagangan kemarin, Kamis (19/10), saham KIOS kembali ditutup menguat 24,91 persen di Rp3.310 per lembar sahamnya. Sebelumnya pada perdagangan, Rabu (18/10), saham KIOS juga mampu meraih penguatan terbesar dengan ditutup menguat 25% di Rp 2.650 per lembar saham.
Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menghentikan sementara saham PT Kioson Komersial Indonesia (KIOS) pada perdagangan Selasa (17/10) terkait harga saham dan waran yang naik signifikan.
"Suspensi bertujuan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham KIOS dan waran seri I KIOS-W," tambah Irvan.
Oleh karena itu, lanjut Irvan, para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan
Lebih lanjut, KIOS sendiri terbilang emiten baru di pasar modal. Perusahaan e-commerce tersebut mencatatkan sahamnya di pasar modal pada 5 Oktober lalu dengan harga penawaran Rp 300 per lembar sahamnya. Pada saat pencatatan perdana, saham KIOS langsung menguat 50 persen atau naik 150 poin ke level Rp 450.
Pemberitaan yang beredar terakhir bahwa KIOS telah resmi mengakuisisi PT Narindo Solusi Komunikasi, perusahaan agregator e-voucher dan layanan digital lainnya sebesar 99 persen. Setelah mencaplok perusahaan tersebut, manajemen KIOS pun menargetkan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebanyak 1.900 persen tahun ini menjadi Rp 500 miliar.