TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan perumahan di Cikupa, Tangerang, Bekasi, dan Bogor masih menjadi pilihan utama para milenial. Generasi ini mendominasi permintaan akan rumah tapak (landed house) di luar Jakarta.
Salah satu pertimbangan utama mereka adalah faktor ketersediaan dan perkembangan infrastruktur transportasi yang menunjang kawasan perumahan dan menghubungkannya dengan Ibu Kota.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda melihat kemampuan generasi milenial saat ini belum dapat memenuhi harga rumah tapak di Jakarta.
Saat ini, harga rumah tapak yang terjangkau memang berada di luar Jakarta yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Banten yang banyak disasar oleh pembeli rumah pertama dalam hal ini generasi milenial.
Hal ini terlihat dari permintaan masyarakat Indonesia yang lebih condong memilih rumah tapak karena ada perwujudan tanahnya.
“Kalau pun mau tinggal di Jakarta yang paling terjangkau itu apartemen. Namun, apartemen juga sudah relatif mahal kecuali perumahan yang ada di daerah transit oriented development (TOD) yang di bangun Perumnas,” katanya dalam keterangan, Kamis (19/10).
Begitu juga, tambahnya, minat generasi milenial membeli rumah tapak di luar Jakarta juga didorong oleh sejumlah pembangunan infrastruktur transportasi publik karena akan meningkatkan konektivitas antara daerah luar Jakarta dengan Ibu Kota.
Dia menambahkan pemerintah sendiri tengah membangun infrastruktur transportasi dengan adanya pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) ke arah timur seperti Bekasi. Begitu juga untuk daerah selatan seperti Bogor dan Depok pun sudah didukung oleh akses commuter line (KRL).
"Kalau barat memang dahulu aksesnya kebanyakan lewat tol, namun pemerintah juga tengah merencanakan pembangunan perpanjangan KRL maupun MRT dari Balaraja sampai Maja, juga kereta api cepat,” jelasnya.
Seperti yang diketahui, data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyebutkan di koridor barat Jakarta akan ada pembangunan sejumlah jalan tol yakni Serpong-Balaraja sepanjang 30 kilometer dengan rencana realisasi di 2019 akan menghubungkan Kecamatan Serpong, Pagedangan, Legok, Panongan, Cikupa dan Balaraja.
Lalu, jalan tol Cikupa - Bandara Soekarno Hatta sepanjang 25-30 km. Kemudian jalan toll Balaraja - JORR. Menyusul dibongkarnya gerbang tol Karang Tengah, maka ke depan pintu keluar-masuk Jakarta dari arah Barat, yaitu Serang dan Merak akan dipusatkan di Cikupa-Balaraja Interchange.
Seorang warga Tangerang, Fabio (33), mengaku telah membeli rumah sejak tiga tahun yang lalu. Sebagai karyawan swasta, dia membutuhkan tempat tinggal yang mudah diakses ke tempat kerjanya di Jakarta Barat.
“Saya milih di Tangerang karena saya kerja di daerah Puri Indah, Jakarta Barat, karena di dekat tempat kerja rumahnya sudah mahal-mahal. Saya hanya mampu menjangkau apartemen saja untuk di Jakarta tapi di Tangerang sudah dapat rumah. Areanya juga masih sejuk dan tidak banyak kawasan industri yang berat,” tegasnya.
Fabio mengaku akses ke rumah sangat mudah karena adanya jalan tol sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama ke tempat kerja, hanya 45 menit saja. Dirinya memang sudah membayangkan sebelum membeli rumah di Tangerang harus memiliki kendaraan pribadi.
“Tapi kalau nanti rencana pembangunan transportasi ke Tangerang terealisasi tentu saya lebih baik naik transportasi umum. Kan katanya nanti akan dibangun Kereta Api Massal (MRT) Cikarang, Balaraja lalu ke Cikupa,” ujar Fabio.
Wilayah Tangerang telah memiliki beberapa alternatif kawasan perumahan seperti perumahan Alam Sutera, Perumahan Victoria Park Residence, hingga perumahan Citra Raya.
Terbaru, kawasan hunian Lavon yang dikembangkan oleh developer SwanCity, sebuah kawasan hunian berkonsep rumah masa depan yang berlokasi di Cikupa juga resmi diluncurkan. Begitu juga dengan kawasan di daerah selatan dan timur yang marak akan pembangunan perumahan.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Generasi milenial pilih perumahan luar Jakarta