News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banyak Peritel Sepi dan Tutup, Ancaman Pengangguran Massal di Depan Mata

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga antre untuk memburu diskon di Lotus Departemet Store, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2017). Lotus Thamrin menerapkan diskon besar-besaran higga 80 persen sebelum menutup geraiya pada 31 oktober mendatanng. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - Pemerintah dinilai perlu mengambil langkah menyusul tutupnya satu per satu gerai ritel modern. Sebab dampaknya akan dirasakan langsung oleh karyawan ritel modern tesebut.

Ekonom Institute For Economic and Development Finance (Indef) Bima Yudhistira menilai ada potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang besar bila kondisi ritel modern dibiarkan begitu saja oleh pemerintah.

"Kalau terus melemah ritel bisa ada PHK massal," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (30/10/2017).

Bima menuturkan, PHK bisa saja terjadi kepada ribuan karyawan ritel modern. Dalam kasus 7-eleven saja ucap dia, ada sekitar 1.600 orang yang terkena PHK.

Tentunya angka tersebut akan lebih banyak bila mengacu kepada besarnya departement store yang akan tutup dalam waktu dekat yaitu Lotus Departement Store dan Debenhams.

Ia memperkirakan potensi PHK bisa lebih dari 10.000 orang. Bahkan dengan alih profesi yang sulit, para karyawan tersebut berpotensi menjadi pengangguran.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan belum memiliki data karyawan yang akan di PHK akibat tutupnya sejumlah gerai departemen store.

Baca: Pemprov DKI Tutup Hotel Alexis, Sekjen PKS: Bukti Anies-Sandi Dengar Aspirasi Masyarakat

"Soal jumlah belum ada data, tetapi pelambatan buka toko saja pasti mempengaruhi penerimaan karyawan," kata Tutum.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani mengatakan, perlu ada upaya dari pemerintah agar persoalan tutupnya gerai ritel tidak terus berlanjut.

Menurut Hariyadi, pasca-tutupnya 7-Eleven hingga saat ini, pemerintah belum serius menghiraukan masalah daya beli.

"Ini kan sekarang kementerian terkait membantahlah enggak percaya daya beli turun segala macam. Tapi kalau pemerintah sendiri tidak memahami apa yang terjadi, kan bisa memukul pemerintah itu sendiri," tambahnya.

Hariyadi, menegaskan saat ini sudah waktunya bagi pemerintah untuk lebih mencari tahu lebih lanjut terkait persoalan daya beli dan fenomena tutupnya gerai ritel.

Penulis: Yoga Sukmana

Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Potensi PHK Massal Karyawan akibat Tumbangnya Departement Store

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini