News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Dimbau Teliti Pangkal Gugurnya Sejumlah Ritel

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung melihat-lihat pakaian di gerai Matahari Departement Store di Lippo Mall Kemang Jakarta, Kamis (29/9/2016). Seiring pertumbuhan bisnis serta permintaan pelanggan, Matahari Departement Store menambah gerai baru yang ke 147 dengan tampilan ekslusif untuk memenuhi kebutuhan fashion dan rumah tangga terkini. TRIBUNNEWS/HO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diimbau segera melakukan penelitian penyebab utama bergugurnya sejumlah ritel di Tanah Air, apakah benar karena daya beli yang melemah atau faktor lain?

Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, hingga saat ini belum ada kajian yang pasti terkait bergugurnya ritel di sejumlah kota besar, dimana banyak menduga akibat melemahnya daya beli masyarakat tapi di satu sisi semua indikator perekonomian membaik.

"Perlu diteliti penyebabnya, apa karena menejemennya, arus kasnya bermasalah, apa ada yang sengaja membangkrutkan diri supaya bayar 20 persen sampai 30 persen (kewajiban utang) jika dipailitkan, jadi perlu diteliti," papar Darmadi di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Baca: Pekan Depan, Polisi Bakal Periksa Mantan Rekan Bisnis Sandiaga Uno

Menurutnya, daya beli masyarakat saat ini terlihat baik, dimana jika terdapat toko-toko yang memberikan diskon besar maka terjadi antrean panjang dan data penyaluran kredit diperbankan tetap bertumbuh.

"Penyaluran kredit bank itu tumbuh 7 persen lebih, banyak yang bilang ada pergeseran ke online tapi kan datanya masih 1 persen dari produk domestik bruto, jadi memang agak aneh satu sisi teriak sepi tapi satu sisi lagi teriak ramai," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, penjualan produk secara offline masih meningkat, terbukti dengan laporan keuangan seperti Ramayana dan Mintra Adi Perkasa yang pertumbuhannya dua digit.

"Saya pun survei 1.000 outlet elektronik yang tradisional, 70 persen market mereka naik, dan 30 persen bilang sepi. Jadi harus dipelajari secara komprehensif, agar bisa dicari obatnya," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini