TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Triwulan ke-4 2017, PT PLN (persero) kembali mendapatkan pinjaman Kredit Investasi dari sindikasi Lembaga Keuangan Bank dan non-Bank Nasional dengan total Rp 16,3 Triliun.
Pendanaan didapatkan melalui skema konvensional dan syariah, masing-masing sebesar Rp12 triliun dan Rp4,3 triliun.
Pinjaman berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan. Perbankan yang memberikan suntikan kredit kepada PLN adalah Maybank Indonesia, Bank Mandiri Syariah, Sarana Multi Infrastruktur, BNI Syariah, dan Bank Permata Syariah
"Untuk pertama kalinya PLN melakukan penandatanganan kredit investasi skema syariah, Ini merupakan Kredit Investasi Skema Syariah yang terbesar di Indonesia," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Kamis (2/11/2017).
Baca: Satpol PP Razia Hotel Melati, 15 Pasangan Kekasih Kesal
Seiring dengan kemajuan Program 35.000 MW, kebutuhan investasi PLN di tahun 2017 diperkirakan akan terealisasi sekitar Rp 86 Triliun, meningkat sebesar 43 persen bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016.
Realisasi investasi ini juga mendorong tercapainya rasio elektrifikasi nasional sebesar 93 persen pada September 2017.
"Dukungan dari semua pihak termasuk Lembaga Keuangan Bank dan non-Bank lainnya menjadi sangat berarti bagi PLN," kata Sofyan Basir.
Sofyan menambahkan pihak perbankan dan lembaga keuangan nasional berperan penting menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan kegiatan investasi. Hal ini kata Sofyan merupakan salah satu kunci keberhasilan penyelesaian Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan 35.000 Mega Watt.
"Kami berharap, kerjasama ini akan terus berlanjut dengan lebih baik.” Tutup Sofyan Basir.
Untuk diketahui total aset PLN per 30 September 2017 sebesar Rp 1.312 Triliun, meningkat sebesar 3 persen dibandingkan pada 31 Desember 2016 sebesar Rp1.274 Triliun.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah dan PLN, sudah mulai terlihat hasilnya dan dirasakan secara nyata oleh masyarakat.
Jika pada Januari 2015, masih terdapat 11 dari 22 sistem besar kelistrikan dalam kondisi defisit listrik, maka saat ini seluruh sistem besar tersebut sudah tercukupi beban puncaknya.