TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diminta segera mempertimbangkan kembali posisi Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Direktur Center For Bugdet Analyst(CBA) Uchok Sky Khadafi menilai, di era pimpinan Massa Manik, Pertamina mengalami banyak persoalan.
"Harus diganti. Di zaman dia (Massa Manik) banyak persoalan dalam Pertamina. Kepemimpinannya bukan bawa untung yang besar buat Pertamina. Malahan panen banyak persoalan,"kata Uchok dalam pernyataannya, Selasa(14/11/2017).
Dia menegaskan, Elia Massa Manik telah gagal membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia.
Sebab, dalam pengelolaannya masih sangat amburadul.
"Dengan adanya potensi kebocoran ini, diharapkan pemerintah melakukan audit investigasi lagi agar potensi kebocoran ini, tidak terulang lagi," jelas dia.
Senada dengan Uchok, Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo juga menunggu hasil audit investigasi yang dilakukan untuk Pertamina.
Harry berharap hasil audit investigasi tersebut nanti bisa menemukan sesuatu untuk memperbaiki pengelolaan Pertamina di bawah pimpinan Massa Manik.
"Kita tunggu saja hasil audit tersebut. Jika nanti ada sesuatu yang membuktikan sesuatunya. Baru tindak lanjut audit dengan tujuan tertentu (pergantian Dirut)," ujar politikus Gerindra ini.
Sebelumnya, manajemen Pertamina di bawah Massa Manik mengklaim bahwa beban keuangan yang ditanggung perseroan akibat penugasan BBM Satu Harga dari pemerintah terkesan terus digiring jajaran direksi memberatkan perusahaan migas pelat merah tersebut.
Namun, sejumlah pihak juga telah berkomentar bahwa beban keuangan Pertamina bukan karena kinerja yang merosot.
Bahkan, kondisi Pertamina di bawah komando Massa Manik dinilai sangat jauh berbeda ketika perseroan dipimpin oleh Dwi Soetjipto.
Massa Manik disebut tidak memiliki langkah solutif. Sangat berbeda ketika Dwi Soetjipto memimpin Pertamina. Di era Dwi, Pertamina bisa mengeluarkan produk inovatif seperti Pertalite dan Dexlite.