News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Harus Pastikan Ketersediaan Daging Sapi dengan Harga Terjangkau

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas memotong daging sapi dan domba yang sudah disembelih pada Iduladha 1438 H di halaman belakang Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Jumat (1/9/2017). Penyelenggaraan kurban di masjid ini menyembelih 9 domba dan 8 sapi yang dibagikan kepada sekitar 3.000 mustahik atau penerima daging kurban. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah harus bisa memastikan ketersediaan daging sapi dengan harga terjangkau.

Hal ini penting mengingat komoditas pangan yang satu ini memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai makanan yang mengandung banyak gizi yang diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Namun harga daging sapi yang terus tinggi membuat tidak semua keluarga bisa mengonsumsinya. Setelah melakukan berbagai cara, seperti menetapkan harga acuan dan membentuk satuan tugas (satgas) pangan, pemerintah tetap belum bisa menurunkan harga daging sapi.

Harga komoditas yang satu ini tetap tidak bisa mencapai angka Rp 80.000 per kilogram, seperti yang sudah ditargetkan.

Dalam delapan tahun terakhir, harga daging sapi di Tanah Air selalu lebih tinggi daripada harga daging di pasar internasional. Harga daging sapi di Indonesia pada Agustus 2017 adalah Rp 108.072 per kilogram.

Sementara harga daging sapi di pasar internasional adalah Rp 55.746 per kilogram. Sementara itu pada Januari 2016, harga daging sapi di Indonesia adalah Rp 104.120 dan harga di pasar internasional adalah Rp 48.560.

Kepala Bagian Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, menu dengan bahan dasar daging sapi sudah umum di kalangan masyarakat Indonesia.

Bahan pangan yang satu ini selalu menjadi olahan favorit keluarga Indonesia, terutama di acara-acara istimewa. Daging sapi memiliki banyak kandungan gizi, seperti protein yang berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh, membentuk jaringan tubuh dan turut membantu perkembangan otak.

Selain itu, lajut Hizkia, makanan yang satu ini juga mengandung zat besi yang berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan membantu tumbung kembang anak.

“Karena manfaatnya yang banyak, sebagaimana komoditas pangan lainnya, pemerintah harus bisa memastikan ketersediaan daging sapi berkualitas dengan harga terjangkau di masyarakat. Dampaknya bisa sangat serius untuk anak yaitu menghambat tumbuh kembangnya,” ungkap Hizkia.

Anak membutuhkan asupan gizi yang pas dan seimbang selama masa pertumbuhan. Tidak hanya untuk pertumbuhan fisiknya saja, asupan gizi tersebut juga dibutuhkan untuk mendukung berbagai kegiatannya.

Kurangnya pemenuhan gizi pada anak bisa berakibat buruk pada perkembangannya. Salah satu akibat kekurangan gizi adalah stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini umumnya terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Keadaan ini tidak boleh dianggap sepele. Selain menghambat pertumbuhan, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar menjadi tidak maksimal dan berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.

Global Nutrition Report 2017 mengungkap angka-angka yang akan membuat kita berpikir. Apakah Indonesia termasuk di dalamnya?

Berdasarkan data dari Global Nutrition Report 2017, sebanyak 155 juta anak di dunia menderita stunting. Sementara itu, 52 juta anak rentan terkena penyakit karena kondisi tubuh mereka yang lemah.

Sebanyak 2 miliar orang di dunia kekurangan nutrisi seperti zat besi dan vitamin A. Lalu 2 miliar orang di dunia menderita overweight atau kelebihan berat badan, 41 juta di antaranya adalah anak-anak.

“Laporan ini menunjukkan ada yang tidak seimbang dan ada yang kurang dalam pemenuhan gizi pada orang-orang di dunia, terlebih pada anak-anak. Salah satu yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang mereka adalah daging sapi. Memiliki banyak manfaat, daging sapi adalah satu komoditas pangan yang harganya terbilang mahal dan membuatnya sulit untuk bisa dinikmati oleh keluarga berpenghasilan rendah atau miskin."

CIPS mendorong pemerintah untuk segera menghapuskan hambatan yang bersifat non tarif dalam perdagangan daging sapi di Tanah Air.

Sebagaimana yang sudah sering dijelaskan, belum tercukupinya kebutuhan pasar dalam negeri oleh peternak lokal sebaiknya disikapi dengan mengimpor daging sapi. Dengan adanya impor, harga daging sapi bisa turun dan dapat dijangkau oleh semua kalangan di Indonesia. Ketersediaannya juga terjamin.

Pemerintah juga harus lebih aktif melibatkan diri dalam perdagangan internasional, termasuk untuk daging sapi. Akan semakin banyak anak-anak yang bisa mengonsumsi daging sapi kalau harganya terjangkau dan didukung juga oleh ketersediaan pasokan di pasaran.

Dengan begitu, pemerintah turut serta menciptakan generasi penerus yang mengonsumsi asupan gizi yang pas dan seimbang, salah satunya yang berasal dari daging sapi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini