Kompas 100 CEO Forum akan segera dilaksanakan pada 29 November 2017. Tahun ini, bersama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Harian Kompas mengundang para CEO sebagai para pelaku usaha untuk berdialog dengan pemerintah dalam sebuah diskusi terkait pemahaman dan latar belakang penyediaan energi sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dan tahun selanjutnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 5,4 persen pada 2018, setelah tahun lalu berhasil direalisasikan mengalami peningkatan sebesar 5,02, sedangkan target tahun ini adalah 5,2 persen.
Untuk dapat memenuhi target tersebut, pemerintah terus berupaya memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
Selain itu, pengembangan daerah-daerah perbatasan Indonesia juga menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk lebih ditingkatkan pembangunan infrastrukturnya, baik konektivitas maupun ketersediaan energi yang menjadi kunci dari pemerataan ekonomi tersebut.
Dalam hal ini, pemerintah tengah berupaya merealisasikan program pembangunan pembangkit listrik dengan target 35.000 megawatt pada 2019.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk memantapkan angka pertumbuhan ekonomi pada 2018 mendatang adalah dengan mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk lebih aktif mendukung ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah agar berdaya saing tinggi. Hal ini dipercaya dapat turut berkontribusi positif bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Kompas 100 CEO Forum tahun ini diawali dengan Lunch Forum with CEO pada 21 November 2017. Acara yang mengangkat tema “Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lima Tahun ke Depan” ini dihadiri oleh CEO, diantaranya, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Bintang Perbowo, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Budi Gunadi Sadikin, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI/Persero) Edwin Syahruzad, dan Ketua Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar.
“Kebijakan Ekonomi Makro 2018 untuk Menjaga Pertumbuhan Berkualitas” menjadi tema untuk perhelatan ke-8 Kompas 100 CEO Forum 2017. Acara ini terbagi ke dalam 2 sesi, yakni forum dan konferensi.
Sesi forum akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Darmin Nasution, Menteri ESDM Republik Indonesia Ignasius Jonan, Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang akan memberikan pembahasan pembukaan terkait kebijakan pemerintah pada 2018 di tengah kebutuhan terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta terjadinya pemerataan kemakmuran.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui beberapa strategi Paket Kebijakan Ekonomi, salah satunya melalui percepatan penyediaan infrastruktur. Komitmen pemerintah dalam penyediaan infrastruktur terlihat antara lain pada isu strategis penyediaan air, pangan, dan energi.
Salah satu tantangan dalam mencapai kedaulatan energi hingga saat ini adalah kondisi krisis energi yang dapat meningkatkan risiko rasio elektrifikasi di Indonesia.
Beberapa hal yang menjadi perhatian bersama dalam penyediaan infrastruktur dan energi di Indonesia, di antaranya perbaikan regulasi, terobosan kebijakan, dan pendanaan kreatif. Dalam upaya pembangunan Indonesia agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan dukungan dari semua pihak terhadap program pemerintah.
Pada sesi konferensi, Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Ketua Umum KADIN Indoensia Rosan Perkasa Roeslani, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. M. Zainul Majdi akan membawakan materi terkait kolaborasi BUMN, sektor swasta, dan pemerintah daerah untuk membangun sektor energi di Indonesia.
Akan hadir pula, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang akan mempertajam pembahasan mengenai kebijakan ekonomi makro 2018.