TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan cenderung meningkat akan menjadikan ekonomi Indonesia menempati posisi ke-4 terbesar di dunia pada tahun 2050 nanti.
Trend itu terlihat sejak 2016 dimana Indonesia menempati peringkat pertumbuhan ekonomi pada posisi ke-8. Hal ini cenderung meningkat setiap tahun yang ditandai dengan meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan persiapan Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) di Bandung, Jawa Barat, hari pertama yang dibuka oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Rocky Joseph Pesik.
Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan negara dari berbagai kawasan, organisasi internasional, akademisi, sektor swasta, media serta kalangan pemerintah ini akan membahas elemen kunci dari empat isu utama yang akan dibahas nantinya dalam WCCE 2018 yang akan berlangsung di Bali pada Juni 2018 mendatang.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dalam pidato kuncinya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergeser dari basis pertanian menuju Industrialisasi dan Ekonomi berbasis Information Technology (IT).
“Posisi kelas menengah Indonesia semakin meningkat, sekitar 10% tiap tahun mengalami pertumbuhan, dan terdapat 38 juta kelas menengah baru yang lahir antara tahun 2002 hingga 2016. Ini berarti menyumbang sekitar 20% pertumbuhan seluruh populasi yang ada saat ini. Industri kreatif akan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi kedepan. Hal ini disebabkan ekonomi kreatif menyebabkan nilai tambah yang tinggi bagi suatu produk,” papar Chatib Basri.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara melihat sektor jasa akan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan. Sektor jasa ini akan maju jika didukung oleh Infrastruktur IT yang bagus dan luas.
“Dengan makin meningkatnya sektor jasa maka kebutuhan data juga meningkat, oleh karena itu Indonesia sedang membangun Palapa Ring yang akan menghubungkan seluruh kota dan desa di Indonesia,” jelas Rudiantara.
Saat ini, dari 13.000 kepulauan yang ada di Indonesia, jaringan data yang terkoneksi baru mencapai 28 kota dari 58 kota besar di Indonesia. Sementara, kebutuhan data semakin meningkat dari tahun ketahun.
“Sejak tahun 2005 hingga 2014 terjadi lonjakan penggunaan arus data hingga mencapai 45 kali lipat, pada tahun 2005 pemakaian 4.7 terabits per second (Tbps, red) sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi 211,3 Tbps,” tutur Rudy.
Pertemuan persiapan WCCE yang berlangsung selama 3 hari ini menghadirkan para pembicara antara lain Menteri Komunikasi dan Informastika Rudiantara, Chatib Basri, Nicholas Buchoud, Daniel Tumpal Simanjuntak, Country Representative British Council di Indonesia Paul Smith, Laura Anderson, Ridwan Hasan, Dr. Surjadi, Candra Darusman, Samirah Muzaffar, Chiam Lu Lin, dan Tita Larasati dari BCCF.