"Bandara Adisutjipto saat ini berfungsi sebagai Pangkalan Utama TNI AU dan Pusdik Penerbang TNI AU serta tidak dapat dikembangkan lagi dilihat dari keterbatasan lahan dan kendala alam,” kata Wendo.
Soal kekhawatiran sejumlah pihak bahwa bandara baru di Kulon Progo tidak aman karena dekat pantai sehingga berpotensi tsunami, Wendo membantah hal tersebut.
"Kami telah melakukan studi ke Jepang yang memiliki banyak bandara dekat pantai. Kesimpulannya, Kulon Progo aman," kata pria yang ditunjuk sebagai Plt Dirut AP I sejak November 2017 lalu.
Soal pemilihan Kecamatan Temon sebagai lokasi bandara baru, kata Wendo, merupakan hasil studi yang dilakukan bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2012.
"Dari tujuh calon lokasi yang tersebar di Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo, terpilihlah Kecamatan Temon sebagai lokasi pembangunan bandara baru,” ungkap Wendo.
Wendo merinci, sejumlah kriteria dalam memilih lokasi untuk pembangunan bandara di Kulon Progo antara lain kondisi lahan pembuatan landasan, ketersediaan lahan, topografi, rintangan, lokasi di luar zona vulkanik, relokasi terhadap permukiman warga, serta aturan pemerintah daerah.