News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pupuk Indonesia akan Kembangkan 3,4 Juta ton NPK

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirut PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro, Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, Komisaris PT Pusri Palembang Mustoha dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Bintang Perbowo menandatangani Kontrak EPC Proyek Pembangunan Pabrik NPK Fusion II pada 12/12 di Palembang. Pembangunan pabrik NPK Fusion II merupakan salah satu pengembangan kapasitas pupuk NPK yang dilakukan Pupuk Indonesia Grup.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) akan menambah kapasitas produksi Pupuk NPK hingga 3,4 juta ton.

Hal itu dikatakan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dalam acara Penandatanganan Kontrak NPK Fusion II di Palembang.

Aas mengatakan, Pupuk Indonesia optimis bahwa industri pupuk dan petrokimia mempunyai prospek yang baik ke depan dimana kebutuhan pupuk dalam negeri, khususnya NPK, akan terus meningkat.

“Saat ini Pupuk Indonesia grup memiliki pabrik NPK dengan kapasitas 3,1 juta ton per tahun dan akan dikembangkan hingga dua kali lipat hingga tahun 2021”, kata Aas.

Sebagai salah satu langkah mewujudkan hal tersebut, salah satu anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, menandatangani kontrak EPC Pabrik NPK Fusion II dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Kontrak tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Mulyono Prawiro dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Bintang Perbowo, disaksikan oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat di Palembang, Selasa (12/12/2017).

Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Mulyono Prawiro mengatakan pembangunan pabrik NPK Fusion berkapasitas 2 x 100.000 MTPY di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang diperkirakan selesai 2019, sehingga dapat memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan, perkebunan dan holtikultura terutama untuk wilayah Sumatera.

“Pembangunan pabrik NPK Fusion II berteknologi Steam Fused Granulation merupakan salah satu pengembangan kapasitas pupuk NPK yang dilakukan Pupuk Indonesia Grup”, kata Mulyono.

Guna meningkatkan daya saing perusahaan, pengembangan NPK memang menjadi prioritas Pupuk Indonesia ke depan.

“NPK telah terbukti memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan produktivitas tanaman, baik itu tanaman pangan maupun perkebunan. Pemerintah sendiri saat ini terus menggalakkan pola pemupukan berimbang melalui penggunaan pupuk NPK. Berdasarkan analisa pasar pun, potensi pupuk NPK untuk sektor perkebunan juga sangat menjanjikan karena kebutuhan pasar dalam negeri masih cukup tinggi”, kata Aas.

Hingga tahun 2021, Pupuk Indonesia berencana mengembangkan pabrik NPK hingga 3.400.000 ton.

Saat ini, selain pengembangan berkapasitas 200.000 ton per-tahun di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, persiapan proyek juga sedang dilakukan oleh Pupuk Indonesia Grup yaitu pembangunan pabrik NPK di PT Pupuk Iskandar Muda sebesar 1.000.000 ton per-tahun, PT Pupuk Kujang Cikampek sebesar 200.000 ton per-tahun, PT Petrokimia Gresik sebesar 500.000 ton per-tahun dan PT Pupuk Kalimantan Timur sebesar 1.000.000 ton per-tahun.

“Kapasitas produksi urea saat ini sekitar 8,3 juta ton tidak akan kami tambah lagi dan akan kami optimalkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam rangka ketahanan pangan, serta menggunakan produk urea hasil produksi kita sebagai bahan baku pupuk NPK”, demikian Aas.

Selain pembangunan proyek NPK, upaya lain untuk meningkatkan daya saing adalah melalui adalah peningkatan efisensi pabrik dengan melakukan revitalisasi pabrik.

“Pupuk Indonesia Group telah melakukan berbagai proyek pengembangan dan melakukan revitalisasi, yaitu mengganti pabrik yang sudah tua dengan pabrik yang lebih canggih dan hemat konsumsi gasnya. Sejauh ini, sudah tiga proyek besar yang dilaksanakan Pupuk Indonesia salah satunya adalah pabrik Pusri 2B”, ujar Aas.

Pusri 2B ini menggantikan Pabrik Pusri 2 yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri 2B selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas alam. Pabrik Pusri 2B akan menghemat pemakaian gas hingga 14 MMBTU per ton urea. Sehingga menurunkan harga pokok produksi, agar dapat bersaing dan kompetitif.

Selain meningkatkan efisiensi melalui revitalisasi, Pupuk Indonesia juga akan mulai merambah bisnis petrokimia lainnya yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan urea. Saat ini Pupuk Indonesia tengah menjajaki kemungkinan pengembangan produk petrokimia di Bintuni seperti methanol, ethylene, dan lain sebagainya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini