TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk menyatakan tahun ini pihaknya bakal melakukan pengembangan bisnis lewat digital.
Adapun, untuk merealisasikan hal tersebut, Bukopin telah meluncurkan layanan berbasis digital guna menjaring nasabah generasi milenial bernama Wokee.
Direktur Teknologi Informasi dan Pengembangan Produk Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan untuk tahap pertama pihaknya masih fokus untuk pengembangan liabilitas.
Antara lain dengan layanan pembukaan rekening baru tanpa harus ke kantor Bukopin.
"Tahap pertama baru liabilitas, nanti dikembangkan untuk buka deposito dan seterusnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/1).
Adapun, saat ini pengguna aplikasi Wokee sudah berjumlah 3.000 sejak diluncurkan pada Desember 2017 lalu.
Untuk tahun pertama, bank yang sebagian sahamnya dimiliki PT Bosowa Corporindo ini menargetkan, dapat menggaet sedikitnya 200.000 pengguna.
Salah satu strateginya antara lain dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak antara lain komunitas, lembaga pendidikan, perluasan kerja sama dengan merchant ritel serta menggandeng beberapa bank lain.
Menurut Adhi, melalui teknologi digital pihaknya dapat menghemat beragam biaya operasional.
Salah satunya mengurangi peran kantor fisik untuk pembukaan rekening, yang dapat mengurangi biaya overhead seperti pembendaharaan dan layanan konsumen kantor atau customer service.
Selain itu, lewat layanan digital perbankan ini perseroan berharap mampu menggenjot kinerja Bukopin terutama dari penghimpunan dana.
Adhi menyebut, setidaknya perseroan menargetkan, dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh di level 10% tahun ini dengan bantuan digital.
Adhi menjelaskan, aplikasi Wokee juga didorong untuk meningkatkan transaksi nasabah perseroan serta mendorong pendapatan berbasis komisi (fee based income) Bukopin.
"Kami target paling tidak DPK dan fee based bisa naik 10% di tahun ini lewat bantuan Wokee," tuturnya.
Baca: Urai Macet, BPJT Siapkan Jalur Khusus Bus di Tol Jakarta-Cikampek
Sebelumnya, Bukopin menyebut bakal menjaring sekitar Rp 30 miliar fee based income lewat transaksi melalui aplikasi Wokee.
Asal tahu saja, dalam pengembangan teknologi ini perseroan telah menggandeng sedikitnya dua perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi finansial (tekfin). Ke depan pihaknya akan menggandeng kembali tiga tekfin untuk pengembangan produk tersebut.
Sementara untuk alokasi dananya, bank bersandi emiten BBKP ini sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 60 miliar di tahun 2017 lalu.
Tahun ini, perseroan masih bakal menganggarkan sedikitnya Rp 25 miliar untuk penyempurnaan aplikasi tersebut.
"Tahun ini capex (capital expenditure) tidak banyak untuk IT, hanya Rp 25 miliar. Lebih banyak ke belanja operasional. Karena pengembangannya sudah dari tahun lalu," katanya.
Sebagai tambahan informasi saja, merujuk pada laporan keuangan bulan November 2017 Bukopin mencetak realisasi kredit tumbuh tipis sebesar 3,06% secara yoy menjadi Rp 70,17 triliun.
Sementara itu, aset perseroan juga hanya naik satu digit menjadi Rp 102,11 triliun ataa tumbuh 6,02% dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 96,31 triliun. Kendati demikian, perolehan DPK tumbuh cukup baik yakni 9,76% menjadi Rp 83,92 triliun.