TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Adhi Karya, selalu kontraktor pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, memastikan pembebasan lahan pembangunan trase sudah mencapai 90 persen.
Sedangkan untuk pembebasan lahan depo atau tempat parkir gerbong LRT direncanakan selesai pada Mei 2018.
"Kalau trase sudah 90 persen, ada yang luas 10 hektare (belum selesai) tapi di Depo. Itu bisa sampai April, Mei selesai tidak apa-apa, nanti kan pakainya 2019," ucap Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim, Kamis (8/2/2018).
Hambatan sebelumnya dalam pembebasan lahan dipastikan Budi Harto sudah selesai dan siap untuk proses konstruksi.
Mayoritas lahan yang sempat menghambat pembangunan tersebut adalah tanah milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), ataupun tanah untuk Gerakan Pramuka.
"Semua tanah pemerintah bisa konstruksi seperti tanah PLN, TNI AU, tanah Pramuka," ungkap Budi Harto.
Sedangkan lahan yang saat ini masih dikejar pembebasannya adalah tanah masyarakat di kawasan Bekasi Timur yang bakal digunakan untuk depo.
"Jadi tinggal tanah masyarakat saja yang masih dalam proses. Itu di Depo Bekasi Timur dan beberapa titik kecil-kecil," pungkas Budi Harto.
Hingga awal Februari 2018 progres pembangunan Konstruksi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sudah mencapai 32 persen dan telah menggunakan dana untuk pembangunan mencapai Rp 7 triliun.