Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi para penyuka minuman super premium, kini Monkey 47 Schwarzwald Dry Gin hadir di Indonesia. Tanpa harus pergi jauh-jauh ke negara asalnya. Minuman dry gin pertama yang berasal dari Black Forest, ini telah diluncurkan di seluruh Indonesia, 7 Februari 2018. Hal ini diumumkan langsung oleh Julien Nicolay selaku General Manager Asia Pacific Monkey 47 (APAC), dan Edhi Sumadi selaku Managing Director PT Pernod Ricard Indonesia, di Mr FOX, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Acara peluncuran tersebut juga dihadiri oleh Zachary Connor de Git, Brand Ambassador Monkey 47 (APAC) dari Singapore. Monkey 47 Schwarzwald Dry Gin diklaim sebagai sebuah minuman super premium gin yang menyatukan rasa antara tradisi British, eksotisme dataran India, dan kemurnian serta keaslian dari Black Forest yang terletak di Jerman. Ditelisik dari sejarahnya, Schwarzawald Dry Gin ini berkat Wing Commander dari Royal Air Force bernama Montgomery "Monty" Collins. Setelah meninggalkan Royal Air Force di tahun 1951, ia memilih menetap di kawasan Black Forest.
Collins yang tertarik dengan gin mencoba kemampuannya di area Black Forest dalam menyuling saripati buah-buahan. Gin yang dilahirkan Collin beberapa dekade lalu inilah, tepatnya di tahun 2006, Alexander Stein kembali berhasil mengembangkan dan kemudian menciptakan Monkey 47. Monkey 47 sudah sering memenangkan berbagai penghargaan di dunia, seperti World Spirit Award, San Fransisco World Spirit Competition, dan International Wine and Spirits Award.
Sesuai angka 47 yang tertera pada produk tersebut, merupakan resep istimewa dari 47 kandungan saripati, di antaranya akar angelica, bunga akasia, daun bramble, Iingonberries dan kayu spruce yang semuanya diperoleh langsung dari Black Forest. Monkey 47 merupakan bahan dasar yang tepat dan ideal untuk campuran koktail yang klasik dan juga eksentrik. Monkey 47 yang termasuk dalam kategori super premium gin yang cukup menarik dari sisi kemasan maupun namanya.
Design botol yang menarik itu didesain pertama kali saat pertama kali meracik minuman gin. Yang ada pada saat itu hanya ada botol dari sebuah laboratorium. Botol berukuran 500 ml yang terlihat sangat klasik ini kemudian dipertahankan hingga kini, ditambah lagi tutup botolnya menggunakan gabus dan ring berbentuk cincin dari metal dan ada yang berlapis emas. Selain untuk penyanggah agar gabus tak masuk ke dalam botol saat ditumpuk, namun juga bisa dijadikan aksesoris sebagai tanda mata.
Menariknya lagi, merek Monkey 47 yang menempel di botolnya terbuat dari kertas dengan desain menyerupai perangko. Menurut Julien Nicolay, General Manager Asia Pacific Monkey 47 (APAC), merek berikut gambar yang melekat pada botol ini memang sengaja dibuat agar terlihat vintage. Misalnya, angka 47 diambil dari bahan dasar formula dry gin untuk gambar monkey yang sekaligus menjadi nama brand. Ini karena membuat formula tersebut berada di tengah hutan yang kebetulan banyak monyet pada saat itu.
Sementara ada pula gambar Taj Mahal, si pembuatnya suka sekali eksotisme bangunan di India tersebut. Karena keistimewaannya itulah yang menyebabkan Monkey 47 menjadi salah satu gin dengan harga termahal, dengan selisih harga 15 persen hingga 20 persen Iebih tinggi, atau di kisaran harga 1,8 - 2,3 juta rupiah bila disandingkan dengan merek gin Iainnya yang terdapat di kategori Super Premium Gin. Hadirnya Monkey 47 di Indonesia dibawah pengendalian PT Pernod Ricard Indonesia, diharapkan bisa memuaskan keinginan para pecinta gin di Tanah Air.
Edhi Sumadi selaku Managing Director dari PT Pernod Ricard Indonesia, sangat percaya dengan antusiasime positif yang akan diberikan kepada pecinta gin di Indonesia terhadap Monkey 47. "Monkey 47 memiliki pasar yang segmented, dia hadir di tempat-tempat khusus seperti resto dan bar. Karena produk Monkey 47 ini sangat superior dan bagus, maka yang kita sasar adalah para penikmat minuman gin dan juga sosialita ibukota. Saya sangat confident bahwa produk Monkey 47, dapat memberikan warna baru di dunia liqueur di pasar Tanah Air. Apalagi, ditambah antusias dari para konsumen yang sudah mencicipi produk ini yang pastinya akan cukup loyal terhadap produk baru ini," pungkas Edhi Sumadi.