News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Uber Berencana Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taksi Uber

Laporan Reporter Kontan, Khomarul Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -  Bisnis Uber di sejumlah negara memang tengah limbung. Bahkan penyedia layanan transportasi online tersebut sudah menjual bisnisnya ke pesaing lokal di beberapa negara, seperti di China dan Rusia.

Reuters, Sabtu (17/2/2018) lalu mengabarkan, Uber akan menjual bisnisnya di kawasan Asia Tenggara ke perusahaan serupa asal Singapura, Grab.

Sebagai gantinya, Uber akan mendapatkan imbalan porsi saham cukup besar di Grab. Namun, belum ada kesepakatan yang tercapai dan tidak ada kepastian waktu kapan kesepakatan akan dibuat.

Skema serupa juga dilakukan Uber di China dan Rusia. Di China, Uber menjual bisnisnya ke Didi Chuxing dua tahun silam, dengan imbalan 20% kepemilikan saham di Didi.

Sedangkan di Rusia, awal bulan ini Uber menyelesaikan penggabungan operasional dengan Yandex, perusahaan serupa di Negeri Beruang Merah. Di perusahaan ini mendapatkan porsi 37% saham.

Rencana penjualan bisnis di Asia Tenggara tersebut diambil untuk membantu Uber menekan biaya sebagai persiapan penawaran umum perdana (IPO) tahun depan.

Namun, Strait Times mengutip pernyataan dari perwakilan Uber dan Grab melaporkan, rencana Uber menjual bisnisnya ke Grab adalah spekulatif.

"Kami tidak mengomentari rumor dan spekulasi," kata jurubicara Uber, kemarin. Jawaban senada diberikan juru bicara Grab.

Sejak mengambil alih posisi Travis Kalanick sebagai CEO Uber pada bulan Agustus 2017 lalu, Dara Khosrowshahi memang fokus membenahi reputasi perusahaan ini yang menghadapi sejumlah kasus.

Baca: KYT Helmet Jadi Helm Resmi Pebalap Muda Thailand

Baca: Chassis R260 Jadi Tulang Punggung Penjualan Bus Hino di Tahun 2017

Khosrowshahi juga fokus membenahi keuangan untuk mendorong profitabilitas. Kerugian Uber tercatat melonjak 61% pada 2017 jadi US$ 4,5 miliar. Namun, kerugian Uber di kuartal IV-2017 sudah mulai menyusut dibandingkan kuartal sebelumnya.

Spekulasi lain yang beredar, kabar penjualan bisnis Uber di Asia Tenggara itu berkaitan juga dengan investasi Softbank di Uber. Catatan saja, perusahaan investasi Jepang itu membeli 15% saham Uber.

Reuters melaporkan pada November 2017 lalu mengutip seorang sumber, investasi SoftBank di Uber memungkinkan untuk mengonsolidasikan beberapa aset di Asia. Kebetulan Softbank juga menaruh dananya di Grab.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini