Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Akan ada bandara baru di Bali tepatnya di kawasan Buleleng, Bali bagian utara.
Anggaran investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 27 Triliun karena akan dibangun di atas laut dan menggunakan teknologi modern.
Dalam mendapatkan investasi PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) selaku pengembang bandara mengandeng konsultan investor Airport Kinesis Canada (AKC).
Project Strategic Advisor PT BIBU Laksamana Madya Freddy Numberi menyebutkan perusahaan yang akan berinvestasi adalah perusahaan konsorsium asal Canada dan Timur Tengah.
"Mereka sudah siap mengalirkan dana utnuk pembangunan secara keseluruhan," ungkap Freddy saat ditemui di acara konferensi pers Bandara Bali Utara, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
Baca: Reaksi Direksi Waskita Karya Terkait Evaluasi Yang Akan Dilakukan Menteri BUMN
Sementara itu, Chief Technical Officer Airports Kinesis Consulting, Shad Serroune menjelaskan ketertarikan para perusahaan karena melihat potensi dari adanya bandara tersebut.
Mulai dari potensi perekonomian hingga wisata menjadi pertimbangan dilakukannya investasi.
"2 miliar dolar AS akan kita berikan untuk pembangunan semuanya, sangat memubgkinkan bagi kami berinvestasi di infrastruktur ini," ujar Shad Serroune ditemui di kesempatan yang sama.
PT BIBU pun berharap surat persetujuan penetapan lokasi (penlok) dari Kementerian Perhubungan dapat segera diterbitkan agar pembangunan bisa dilakukan.
Takutnya apabila kelamaan investor ditakutkan akan kabur karena tidak adanya kelanjutan konstruksi.
"Ya kalau kelamaan keluar penloknya takutnya investor kabur, makanya kami menunggu penlok tersebut," ungkap Operational Direktor PT Bibu Tulus Pranowo di kesempatan yang sama.
Bandara Bali Utara akan memiliki luas sebesar 1.060 hektar dan dua landasan pacu yang totalnya mencapai 4.100 meter.
bandara ini didesain dapat dilewati model pesawat terbesar yakni Airbus A380 dan mampu menghadapi gempa hingga 8 skala ritcher.