Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Waskita Karya (Persero) M Choliq meminta maaf kepada publik karena banyaknya jumlah kecelakaan konstruksi pada proyek yang dibangun Waskita Karya.
M Choliq juga menyampaikan dukacita kepada para pekerja yang menjadi korban dari kecelakaan konstruksi.
"Kami memohon maaf dari rangkaian kecelakaan yang paling banyak Waskita, khusus para korban saya menyampaikan dukacita mendalam atas peristiwa ini sehingga membuat keprihatinan kita semua," ujar M Choliq di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Untuk meningkatkan keselamatan M Choliq menekankan akan memperbaiki sektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Jika sebelumnya posisi jajaran K3 berada di bawah kapasitas direksi operasional nantinya akan dibuat organisasi yang akan langsung berada di bawah posisi Direktur Utama.
"Jadi nantinya ada pada level dibawah dirut yang langsung mengawasi," ujar M Choliq.
Selain itu, Choliq mengungkapkan akan melakukan evaluasi kemampuan kerja. Pasalnya Waskita Karya terus mengambil proyek-proyek baru tanpa memperhatikan beberapa sektor contohnya jumlah tenaga kerja.
Baca: Agus Rahardjo Semringah Deputi Penindakan KPK Diangkat Jadi Kepala BNN
"Jumlah sumber daya manusia harus ditambah, inilah kesalahan Waskita, yang baru sadar setelah itu (kecelakaan konstruksi) terjadi, waskita sedang mengevaluasi kapasitasnya berapa," ujar Choliq.
Kecelakaan konstruksi di proyek Waskita Karya telah terjadi mulai 2017, sebanyak empat kecelakaan kerja yakni jatuhnya crain LRT Palembang pada bulan Agustus 2017, kedua adalah ambruknya jembatan tol penyeberangan orang pada pengerjaan proyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi di Kabupaten Bogor, September 2017.
Ketiga girder box jatuh di proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur pada Oktober 2017, keempat kecelakaan kerja jatuhnya crane di jalan tol Jakarta-Cikampek pada November 2017.
Dari sejumlah kecelakaan tersebut Waskita Karya mendapatkan sanksi berupa teguran dari Kementerian PUPR.
Baca: Tak Mudah Bagi Agus Memaafkan Pelaku Aksi Terorisme yang Membuatnya Harus Dioperasi Berkali-kali
Kemudian pada Februari 2018 lalu, proyek konstruksi Waskita di Jalan Perimeter Selatan, yang digunakan untuk Kereta Api Bandara Soekarno Hatta.
Terakhir terjadi pada pembangunan Tol Becakayu pada 20 Februari 2018 yang terjadi akibat pemerosotan bekisting pier head saat dilakukan pengecoran.
Jika kesalahan yang dilakukan Waskita Karya semakin banyak dan fatal, izin usaha Waskita Karya bisa saja dicabut.