Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menargetkan pendapatan penjualan atau marketing sales di tahun 2018 sebesar Rp 3,3 triliun.
Target tersebut lebih tinggi 15 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,93 triliun.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, perhitungan target pendapatan penjualan tersebut hanya berasal dari penjualan unit properti, bukan dari pendapatan berkelanjutan atau recurring income yang berasal dari segmen properti investasi.
“Kontribusi terbesar dari target marketing sales berasal dari segmen pengembangan mixed-use & high rise senilai Rp 2,5 triliun atau 75,7 persen,” kata Archied di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Dia menjelaskan, kontribusi berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan (landed residential) sebesar Rp 606,8 miliar atau 18,3 persen serta pengembangan kawasan industri (industrial estate) sebesar Rp 200 miliar atau 6,1 persen.
Archied optimistis, kondisi pasar properti secara nasional akan berangsur membaik, bahkan bisa terus tumbuh kendati menghadapi tahun politik jelang Pilkada Serentak.
Menurutnya, properti akan tetap ada di semua segmen, mengingat pasar saat ini memerlukan produk dengan konsep yang menarik.
Baca: Keponakan Setya Novanto dan Adik Gamawan Fauzi Jadi Saksi Kasus Korupsi e-KTP
Baca: Penyidik Periksa Pelapor Anies Baswedan ke Polisi
Selain target pendapatan penjualan, bilang dia, perseroan menetapkan target pendapatan berulang yang berasal dari segmen properti investasi Rp 547 miliar.
“Jumlah ini naik 26 persen dari perolehan tahun 2017 yang mencapai Rp 432 miliar,” imbuh dia.
Dia menilai, dengan meningkatnya pendapatan berulang tersebut bisa memberikan dampak positif bagi operasional dan prospek usaha ke depan.
Perseroan memproyeksikan peningkatan pendapatan berulang berasal dari pengelolaan gedung perkantoran, misalnya South Quarter di Jakarta Selatan dan dari perkantoran lainnya.