TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran perusahaan BUMN sebagai entitas yang berkontribusi bagi negara sangat diperlukan dalam perbaikan sanitasi di Indonesia.
Ini pula yang mendorong PT Danareksa (Persero) akan membangun 1.000 jamban bagi masyarakat guna mendukung Program Sanitasi Nasional.
Head of Corporate Secretary Division Danareksa Donny Susatio Adjie mengatakan, kondisi sanitasi masyarakat, akan sangat berpengaruh kepada kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri, mulai dari pencemaran air minum, peningkatan jumlah kejadian diare, turunnya kualitas lingkungan, hingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Dan kami, sebagai BUMN yang memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, secara kongkrit turut serta dalam peningkatan kualitas sanitasi masyarakat ini,” katanya di Jakarta akhir pecan lalu.
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat menunjukkan hingga tahun 2015, ada 62 juta (53%) penduduk perdesaan yang belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak.
Bahkan 34 juta di antaranya masih melakukan praktik buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di permukaan tanah.
“Dalam kerangka BUMN Hadir untuk Negeri, salah satu yang kami lakukan adalah membangun 1.000 jamban. Kami memilih program ini, mengacu pada kebutuhan sarana sanitasi masyarakat yang masih kurang,” katanya.
Baca: Kementerian PU PR Prioritaskan Program Air Bersih Dan Sanitasi di Agats
Program 1.000 Jamban yang masuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Danareksa ini dilakukan di Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dengan jumlah penduduk sekitar 36.000 jiwa, wilayah ini masih kekurangan sarana sanitasi, khususnya sanitasi dalam rumah tangga.
Menurut Donny, program ini sudah berjalan sejak tahun 2016 dengan membangun 200 jamban. Pada tahun 2017, dibangun lagi 100 jamban dan tahun 2018 targetnya 200 jamban.
“Program ini kami lakukan bertahap sehingga bisa mencapai 1.000 jamban seperti yang kami rencanakan,” katanya.
Donny mengatakan, pemerintah memang sudah memberi perhatian serius dengan keluarnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Namun, penuntasan penyediaan sanitasi ini tidak hanya mutlak menjadi beban pemerintah, tapi perlu upaya dan kontribusi semua lapisan masyarakat.
Pengamat BUMN dan kebijakan publik Agus Pambagio mengapresiasi program dilakukan Danareksa dan BUMN-BUMN lain di layanan sanitasi, mengingat level sanitasi Indonesia masih rendah.
Hanya saja Agus mendorong agar program CSR BUMN dan swasta mestinya fokus pada prinsip utama tanggung jawab sosial.
Baca: KPPU Diharapkan Agus Pambagio Bersikap Jeli Dalam Sikapi Aduan di Persaingan Usaha
Selama ini, katanya, CSR yang dilakukan BUMN masih sebatas charity atau amal dan belum menyentuh aspek utama pengembangan sosial baik di internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
“Rule of thumb CSR adalah tanggung jawab sosial, tak hanya eksternal di lingkungan sekitar, tapi juga internal, artinya juga berkaitan dengan perhatian perusahaan ke karyawan. Saya berharap BUMN dan swasta juga menjalankan CSR tak hanya fokus ke charity,” kata Agus.
Selain Program 1000 Jamban, Danareksa juga menjalankan CSR lingkungan yakni penanaman terumbu karang, penanaman mangrove, dan pemanfaatan biogas.
Penanaman terumbu karang dilakukan di Pulau Badul, Pandeglang, Banten, bermitra dengan kelompok Panis Lestari, sedangkan penanaman mangrove dilakukan di Pulau Rambut, Pulau Lancang dan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Tak hanya lingkungan, Danareksa juga konsisten dengan program-program lain seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Danareksa juga menjalankan program kemitraan bagi usaha kecil yang belum bankable agar mandiri dan mampu bersaing di industri, dengan menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya, Malang.
Program itu menawarkan pinjaman dengan bunga yang terjangkau dan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kemampuan mitra binaan.
“Sebagai BUMN yang lahir, berkembang dan besar di masyarakat, kami terus berupaya konsisten berkontribusi bagi kehidupan sosial masyarakat Indonesia.,” kata Agus.