Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berupaya memasarkan produk-produk lokal ke luar negeri. Malaysia menjadi salah satu negara tujuannya.
Untuk memasarkan produk itu ke Negeri Jiran, pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar Archipelago Exhibition (Archex) 2018.
Archex 2018 merupakan pameran produk unggulan desa. Sebanyak 115 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan unit usaha ekonomi pedesaan akan berpartisipasi pada kegiatan yang berlangsung mulai Selasa (3/4/2018).
Selain binaan Kemendes PDTT, sejumlah BUMDes dan unit usaha ekonomi lain juga merupakan binaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Jawa Barat (BJB).
Ada 7 jenis komoditas produk unggulan desa yang akan dipamerkan dalam Archex 2018, yaitu bahan non pokok, bahan pokok, herbal/rempah, kerajinan, kopi, meka ringan, dan destinasi wisata.
Baca: Terungkap! Dari Pekerjaan Meng-endorse Produk, Syahrini Dibayar Ratusan Juta Rupiah
Baca: Kegerahan di Persidangan, Syahrini: Izin Yang Mulia, Kalau Saya Lepas Jaket Boleh?
"Difasilitasi Kedubes (Kedubes Indonesia untuk Malaysia,-red), mereka bisa menggelar pameran untuk melihat produk bisa diekspor ke Malaysia. Di sini kesempatan memamerkan," tutur Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, kepada wartawan ditemui di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur, Senin (2/4/2018).
Malaysia merupakan pasar potensial memasarkan produk tersebut. Alasannya, ada sekitar 4 juta Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut. Selain itu, dia mengharapkan produk bisa dipasarkan bagi warga negara Malaysia.
Perkembangan teknologi serta akses internet yang semakin canggih, kata dia, dapat memudahkan masyarakat Indonesia hingga ke luar negeri.
KBRI Indonesia di Malaysia memfasilitasi pemasaran produk melalui penyediaan website.
"Ekspor bisa melalui online oleh portal yang disediakan kedubes. Bisa online kurang dari 1 hari bisa terdeliver. Bisa membangkitkan perekonomian di desa," kata dia.
Selain Archex 2018, Eko Putro, selaku pejabat penghubung investasi Indonesia-Malaysia berkunjung ke Kuala Lumpur, untuk menindaklanjuti implementasi investasi bisnis pengusaha Malaysia di Indonesia.
Acara itu dikemas dalam Business Networking Investasi Indonesia Malaysia, dan Regional Investment Forum. Kunjungan ini merupakan lanjutan dari pertemuan para pelaku bisnis Indonesia dan Malaysia di Jakarta Juni tahun lalu.
Dia menjelaskan Forum Business Networking Investasi Indonesia Malaysia akan mempertemukan para pengusaha dari Indonesia dan Malaysia. Sejumlah agenda akan dibahas, diantaranya adalah solusi kendala usaha dan nilai investasi.
"48 pengusaha Malaysia dan kita bawa 28 pengusaha Indonesia ada business roundtabel meeting," kata dia.
Sementara itu, di dalam Regional Investment Forum, sebanyak delapan bupati dan satu walikota dijadwalkan akan memaparkan potensi investasi di daerah masing-masing kepada para calon investor dari Malaysia.
Kedelapan Bupati tersebut yakni dari Toraja Utara, Bima, Bolaang Mongondow Selatan, Halmahera Barat, Bone Bolango, Sambas, Buton Utara, dan Pesawaran. Serta turut hadir Walikota Tidore Kepulauan. Forum ini akan menjadi peluang bagi daerah dalam mempromosikan produk unggulan kawasan perdesaan mereka.