TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan koperasi dan UKM di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan memberikan pembiayaan bunga rendah sebesar 5 persen per tahun menurun untuk koperasi dan UKM produktif. Bahkan saat ini LPDB membuka peluang untuk dapat menyalurkan kreditnya ke UKM perorangan.
Direktur Utama LPDB, Braman Setyo mengatakan pihaknya tengah membahas rencana untuk dapat menerbitkan regulasi terkait penyaluran dana bergulir ke pelaku usaha UMKM perorangan. Diharapkan minggu depan, kebijakan tersebut dapat dIrealisasikan.
"Hari ini lagi kita susun regulasinya yang selama ini LPDB tidak bisa perorangan (debiturnya), kita buka kesempatan ini dengan dana awal Rp50 juta per UKM, tentunya tidak seketat aturan pada koperasi ketika mengajukan ke LPDB," ungkap Braman saat kunjungan kerja ke Koperasi Wanita Srikandi di desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengikuti kunjungan ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla, Kamis (3/5).
Terkait dengan suku bunga, Braman Setyo mengatakan tetap sama yaitu 5% tahun menurun untuk UKM produktif. Untuk dapat menerima dana bergulir tersebut, pihaknya akan menggandeng Dinas Koperasi dan UKM tingkat Propinsi untuk memonitoring, mengawal dan verifikasi kelayakan usahanya.
Dengan terbitnya regulasi tersebut nantinya diharapkan pelaku UKM yang belum tergabung dalam wadah koperasi akan dapat berkembang dengan baik. Selain memberikan dukungan modal, LPDB juga komitmen untuk membantu para pelaku UKM untuk dapat memperluas pasarnya dengan menggandeng Dinas Propinsi, Dewan Kerajinan Nasional, dan institusi terkait lainnya.
"Bahkan kalau bisa kita akan dorong untuk ekspor, kami akan coba berikan kemudahan untuk melakukan ekspor. Prinsipnya tidak hanya memberikan pinjaman kepada pelaku usaha agar bagaimana kita menjembatani dari hulu ke hilir, yang penting tidak hanya memproduksi saja tapi kemudian kesulitan menjualnya. Nah ini ada offtaker-offtaker yang bisa berkecimpung," ujarnya.
Bidik Koperasi Wanita Srikandi
Dalam kunjungan kerjanya, Braman menawarkan tambahan modal bagi Kopwan Srikandi apabila ingin meningkatkan ekskalasi modal untuk pengembangan usahanya.
Dia melihat potensi pasar atas produk yang dihasilkan Kopwan tersebut berupa kain tenun dan batik, cukup besar. Produk Kopwan tersebut dianggap potensial untuk dipasarkan baik di dalam negeri maupun internasional secara masif.
"Koperasi Wanita Srikandi ini yang dulu kita bentuk tahun 2010 saat saya jadi Kepala Dinas, sekarang mereka sudah mampu memproduksi, ini menunjukkan bahwa produktivitas wanita ini luar biasa. Kita tinggal dorong dari segi pendanaan, kompetensi SDM dan peralatan teknologinya," kata dia.
Sementara itu, Ketua Kopwan Srikandi, Tiwuk Rahayu mengaku senang dengan tawaran LPDB tersebut. Diakuinya bahwa koperasi yang beranggotakan 110 orang ini masih membutuhkan banyak modal usaha.
"Ya kalau dibilang butuh masih butuh (modal), kita selama ini sudah ajukan kredit (ke lembaga keuangan non bank) sudah dua kali masing-masing Rp 25 Juta, bunganya 0,5 persen (perbulan)," ucap Tiwuk.
Dengan tawaran LPDB tersebut, pihaknya akan menawarkan kepada anggota koperasi yang dipimpinnya.
Pasalnya seluruh keputusan tergantung dari hasil rapat bersama. Secara pribadi Tiwuk tertarik untuk mengajukan kreditnya ke LPDB karena bunga rendah (0,3 - 0,4 persen per bulan).