News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Triwulan I 2018, Neraca Pembayaran RI Defisit 3,9 Miliar Dolar AS

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit sebesar 3,9 miliar dolar AS pada triwulan pertama 2018. Jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, neraca pembayaran mengalami surplus 280 juta dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengungkapkan, secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2018 mencatat defisit seiring dengan menurunnya surplus transaksi modal dan finansial.

Ia menjelaskan neraca transaksi pembayaran mencatatkan defisit selaras meningkatnya defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) dan turunnya transaksi modal dan finansial pada kuartal pertama tahun ini. Menurunnya sehingga menopang ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia.

Agus bilang, transaksi berjalan mencatatkan defisit sebesar US$5,5 miliar atau sekitar 2,15 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan pertama 2018.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat hanya sebesar US$2,4 miliar atau sekitar satu persen terhadap PDB.

Baca: Bulog: Cadangan Beras Pemerintah Lebih dari 1 Juta Ton, Cukup Hingga Akhir Tahun

Baca: Vino G Bastian Tertawakan Sosok Wiro Sableng di Trailer Deadpool 2

“Defisit transaksi berjalan tercatat 5,5 miliar dolar AS, lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai 6,0 miliar dolar AS,” ungkap Agus saat jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Agus menjelaskan, penurunan defisit transaksi berjalan terutama dipengaruhi oleh penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder.

Penurunan defisit neraca jasa terutama dipengaruhi kenaikan surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya impor jasa pengangkutan (freight).

Peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder sejalan dengan naiknya penerimaan remitansi dari pekerja migran Indonesia. Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas menurun terutama dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas.

Bank sentral juga mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2018 tercatat sebesar 126,0 miliar dolar AS.

Jumlah cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini