Laporan Reporter Kontan, Adinda Ade Mustami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini lebih kuat, yang ditandai oleh realisasinya yang positif. Salah satunya terlihat dari defisit anggaran yang menurun.
Menkeu bilang, defisit anggaran hingga akhir April 2018 tercatat sebesar Rp 55,1 triliun.
Angka ini jauh lebih rendah dari akhir Maret 2018 yang mencapai Rp 85,78 triliun dan lebih rendah dari April 2017 yang sebesar Rp 72,2 triliun.
"Bahkan, keseimbangan primer kita surplus Rp 24,2 triliun, jauh lebih besar dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 3,7 triliun," kata Sri Mulyani di konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu), Jumat (11/5/2018).
Dari sisi penerimaan, hingga akhir bulan lalu pemerintah berhasil mengumpulkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 416,9 triliun.
Baca: Naik Jet Pribadi, Najib Razak Dikabarkan Terbang ke Jakarta Tapi Namanya Tak Terdaftar di Manifes
Sri Mulyani mengatakan, angka itu tumbuh 25,8% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Untuk penerimaan pajak saja, tumbuh 11,2% jika memasukkan penerimaan tax amnesty dan tumbuh hampir 15% apabila tanpa memasukkan penerimaan tax amnesty.
Baca: Ditanya Kapan Menikah, Cinta Laura Kiehl Menjawab, No Thanks!
Kontribusi utama penerimaan pajak, yakni dari pajak pertambahan nilai (PPN) yang tumbuh 14,1% dan pajak penghasilan (PPh) yang non migas yang tumbuh 17,3% tanpa memasukkan tax amnesty.
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumberdaya alam dan penerimaan cukai juga meningkat dibanding tahun lalu.
Dari sisi belanja, Sri Mulyani mengklaim seluruh belanja kementerian dan lembaga (K/L) meningkat.
"Oleh karena itu dia bisa menyumbangkan faktor positif ke pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama. Momentum belanja ini diharapkan terjaga hingga akhir 2018," tambah Sri Mulyani.