Laporan Reporter Kontan, Pratama Guitarra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memutuskan pengelolaan blok migas terminasi.
Kali ini keputusan diberikan untuk empat blok yang akan habis masa kontraknya di 2019. Empat wilayah kerja (WK) tersebut adalah WK Jambi Merang, WK Raja/Pendopo, WK Seram-Non Bula, dan WK Bula.
Dua WK migas diserahkan kembali kepada PT Pertamina (Persero) yaitu WK Jambi Merang dan WK Raja/Pendopo.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan jangka waktu kontrak untuk empat WK tersebut yaitu 20 tahun menggunakan kontrak bagi hasil migas skema gross split.
Dengan empat WK ini, maka kontrak migas skema gross split akan menjadi 20 kontrak.
Total bonus tanda tangan (Signature Bonus) yang akan diterima pemerintah sebesar US$ 20.298.000 atau setara Rp 285 miliar.
"Total investasi komitmen kerja pasti lima tahun adalah sebesar US$ 308.992.000 atau sekitar Rp 4,3 triliun," kata Djoko saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta (11/5).
Pembagian split dari WK tersebut di antaranya Jambi Merang bagi hasil minyak kontraktor mendapatkan 46,5% sementara pemerintah mendapatkan 53,5%. Gas kontraktor dapat 51,5% dan pemerintah mendapatkan 48,5%.
Untuk WK Seram Non Bula kontraktor mendapatkan bagi hasil minyak sebesar 72,87% dan pemerintah mendapatkan 27,12%. WK Raja/Pendopo kontraktor mendapatkan bagi hasil untuk minyak sebesar 46% dan pemerintah 54%.
Sementara untuk gas kontraktor mendapatkan 51% dan pemerintah mendapatkan 49%. Sedangkan untuk WK Bula bagi hasil untuk minyak, kontraktor mendapatkan 66,5% dan pemerintah mendapatkan 33,5%
Pertamina sendiri sebenarnya merupakan operator eksisiting di kedua WK yang didapat. Berikut juga dengan dua WK lain yaitu Seram Non Bula yang akan kembali dikelola operatori oleh Citc Seram Energy Ltd serta WK Bula oleh Kalrez Petroleum (Seram) Ltd.
Baca: Naik Jet Pribadi, Najib Razak Dikabarkan Terbang ke Jakarta Tapi Namanya Tak Terdaftar di Manifes
Dengan adanya tambahan hak pengelolaan dua WK ini maka selain menambah potensi pendapatan juga menambah porsi kontribusi Pertamina terhadap produksi migas nasional.
"Setelah kita berikan penugasan dan prioritas ini, dari mulai Mahakam, lalu 8 WK terminasi kita kasih juga ke Pertamina. Lalu 2 dari 4 WK terminasi, itu otomatis produksi total Pertamina secara nasional naik dari 20% menjadi sekitar 39%. Kita berharap Pertamina bisa mempertahankan persen," ungkapnya.
Baca: Perjalanan Rumah Tangga Pedangdut Dewi Perssik: Pernah Nikah Resmi, Nikah Siri, Lalu . . .
Nicke Widyawati, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, Pertamina memang akan cukup agresif untuk mengelola WK terminasi.
Pertamina juga berencana untuk berpartner dalam mengelola blok tersebut.
"Opsi untuk berpartner tetap ada. Kita lakukan, kita pada dasarnya terbuka melakukan kerjasama. Jadi, ini akan kita lakukan kajian," pungkasnya.