TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan di awal perdagangan pekan ini.
Pagi ini, Senin (21/5/2018) IHSG dibuka melemah ke level 5.779,24 poin dari posisi penutupan perdagangan pekan lalu di level 5.783,31 poin.
Di awal perdagangan, IHSG mencatatkan transaksi Rp 1,63 triliun dari 1,56 miliar unit saham yang ditransaksikan dengan frekuensi 77,972 kali.
Sebanyak 96 saham menguat, 162 saham melemah dan 116 saham bergerak mendatar.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi, IHSG berpotensi mulai menggeliat naik, hal tersbeut didorong oleh masih kuatnya fundamental perekonomian serta terlihat dari membaiknya laporan kinerja emiten di triwulan I 2018 serta sikap optimis emiten baru yang terus menerus juga melakukan IPO.
“Ini tentunya menunjukkan bahwa pertumbuhan perekonomian dan pasar modal dalam jangka panjang masih cukup menjanjikan,” kata William dalam risetnya.
Sedangkan, kata William faktor yang masih berpeluang memberikan tekanan pada pergerakan IHSG adalah kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ia memprediksi akan melaju pada kisaran support 5.721 dan resisten 6.002.
Analis Senior Binaartha Sekurita Reza Priyambada memprediksi, gerak IHSG akan berada di kisaran support 5.758-5.774 dan resisten 5.812-5.828.
Ia menilai, pelemahan yang kembali terjadi masih merupakan kepanikan terhadap pelemahan Rupiah yang belum juga tertahan.
“Adanya rilis suku bunga acuan Bank Indonesia belum dapat memberikan imbas positif yang terimbangi dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS,” kata Reza.