TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Lippo Cikarang Tbk memutuskan mengubah susunan anggota Dewan Direksi dan Komisaris yang telah disetujui dan disahkan dalam RUPS.
Ditetapkan sebagai Presiden Direktur Sie Subiyanto dan dibantu empat direktur yakniHong Kah Jin, Ju Kian Salim, Alexander Yasa, Lora Oktaviani.
RUPS memutuskan menetapkan dua Direktur Independen yakni Sony dan Juvantia.
Untuk komisaris tertetapkan Presiden Komisaris Drs. Theo L. Sambuaga, sementara Komisaris Independen Ali Said, Hadi Cahyadi, Prof. Dr. Didik Junaedi Rachbini sementara Komisaris Ir. Sugiono Djauhari.
Sie Subiyanto menyatakan berterima kasih pada seluruh Pemegang Saham atas kepercayaan dan keyakinan terhadap LPCK.
"Selain itu, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada anggota Dewan Direksi dan Komisaris terdahulu atas kontribusinya yang telah mengantarkan Perseroan mencapai pertumbuhannya hingga saat ini," katanya.
Dikatakannya, kinerja perusahaan selama tahun 2017 belum memenuhi harapan karena melemahnya pasar Properti Indonesia.
Meskipun terdapat pelemahan pada sektor properti namun LPCK mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,50 triliun dan laba bersih Rp 368 Miliar.
"Total aset Perseroan tumbuh sehat sebesar 119% dari Rp 5,65 Triliun menjadi Rp 12,37 Triliun,” katanya.
Untuk kedepannya, Perseoran masih terus fokus terhadap pengembangan proyek Meikarta, kota indah dengan berbagai fasilitas terlengkap, yang kami yakini akan menjadi projek berkesinambungan untuk pertumbuhan kami di masa depan.
Pada tahun 2017 LPCK masuk sebagai 100 Fastest Growing Company Awards dari majalah infobank untuk kategori sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan’ dengan nilai 99,02 sebagai peringkat kedua di kategori tersebut.
Selain itu, LPCK juga meraih ‘Indonesia Most Innovative Business Award 2017’ untuk kategori special mention as the most innovative housing facility. Penghargaan ini merupakan apresisasi bagi Perusahaan untuk terus berinovasi di pasar properti.
LPCK adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas area sekitar 3.250 hektar di mana industri sebagai basis ekonomi yang kuat. LPCK telah berhasil membangun lebih dari 17.192 hunian, dengan populasi 51.250 orang dan 500.500 orang yang bekerja setiap hari di sekitar 1.200 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.
LPCK merupakan Anak Perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk ("LPKR"), yang merupakan perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah Aset dan Pendapatan. LPKR yang merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek indonesia, didukung oleh land bank yang besar dan mempunyai Recurring Income yang solid.
Bisnis LPKR terdiri dari Residential / Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management.
LPCK adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki Kapitalisasi Pasar sebesar Rp 1,54 triliun atau setara US$ 112 juta pada 28 Mei 2018.