Selain transportasi laut dan logistik, solusi teknologi real time ini kini juga mendukung kegiatan operasional unit usaha lain yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Mahakam, termasuk unit kesehatan, keselamatan dan lingkungan; operasional di lapangan; geosciences; rekayasa dan konstruksi; layanan pengeboran dan sumur; kemasyarakatan; inspeksi jalur pipa; pengelolaan lahan; dan keamanan.
Novandy juga menjelaskan bagaimana teknologi GIS memberikan manfaat yang besar kepada program-program lingkungan dan keterlibatan masyarakat, terutama dengan semakin berkembangnya industri peternakan udang di area sekitar.
“Karena Wilayah Kerja Mahakam terdiri dari 46 pulau-pulau delta kecil yang dikelilingi hutan, terdapat potensi ancaman besar yang dihadapi oleh lingkungan dan masyarakat lokal,” ujar Novandy.
“Dengan memiliki gambaran geografis mengenai situasi yang ada, kami memiliki pemahaman yang jelas mengenai risiko lingkungan dan prasyarat konservasi yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional kami. Dengan demikian, kami dapat mengelolanya secara tepat dan secara berkesinambungan.”
Chief Executive Officer Esri Indonesia, Dr. A. Istamar mengatakan Pertamina Hulu Mahakam telah menetapkan benchmark baru dengan solusi yang digunakannya.
Solusi ini akan menjadi blueprint bagi perusahaan-perusahaan migas lain di seluruh dunia.
“Pertamina Hulu Mahakam berhasil mendemonstrasikan bagaimana pengaplikasian inovatif dari teknologi GIS tidak hanya menghasilkan produktivitas pekerja, efisiensi dan keamanan yang jauh lebih baik, tetapi juga memberikan ROI yang lebih besar,” jelas Dr Istamar.
“Kami ingin mengucapkan selamat kepada Pertamina Hulu Mahakam atas pengakuan global yang mereka dapatkan berkat inovasi ini. Kami sangat antusias untuk bermitra dengan Pertamina Hulu Mahakam dan terus mendorong transformasi digital hingga bertahun-tahun ke depan.”