News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos BCA: Perang Dagang Tidak Berdampak Signifikan ke Kredit Macet

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TENUN IKAT--Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kiri) bersama Perancang Didiet Mulana (kanan) yang menerangkan seragam karyawan BCA pada peluncuran seragam baru di Menara BCA, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat , Senin (9/7). Melalui inisiatif memproduksi seragam karyawan BCA bermotif tenun ikat ini, BCA ingin mendorong terciptanya kebutuhan yang sifatnya massal terhadap tenun ikat sehingga masyarakat penenun memiliki kesempatan mengembangakan dan menerima manfaat dari kebutuhan tersebut.-Warta Kota/henry lopulalan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai perang dagang antara Amerika Serikat dengan China tidak berdampak langsung pada kondisi perbankan di dalam negeri.

Jahja mengemukakan, dampak perang dagang justru akan terasa pada sektor riil jika jumlah permintaan terhadap komoditas ekspor unggulan Indonesia seperti batu bara, bijih besi menurun akibat negara tujuan ekspor menurunkan kapasitas produksinya.

“Dampaknya tidak langsung, misalnya China turun produksi lokalnya, itu permintaan batu bara, bijih besi bisa turun,” kata Jahja saat ditemui di Menara BCA, Jakarta, Senin (10/7/2018).

Menurutnya, pengaruh perang dagang juga tidak akan berdampak signifikan pada kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan. Kendati, risiko perusahaan-perusahaan yang akan mengalami gagal bayar tetap ada.

“Menurut saya kalau kita mengikuti perkembangan baik-baik, NPL nggak akan terlalu gimana. Bahwa akan ada 1 atau 2 perusahaan yang gagal bayar itu normal," ungkap Jahja.

Baca: Tiket Pesawat Picu Inflasi di Provinsi NTT

Jahja melanjutkan, pemerintahan Trump tersebut berani melakukan perang dagang dengan China lantaran kondisi perekonomian AS sedang dalam kondisi yang prima. Kendati, AS sudah mengerek suku bunga The Fed hingga 1 persen dari basis 1,25 persen tahun ini.

"Ekonomi AS lagi bagus-bagusnya karenanya Trump berani perang dagang sama Tiongkok," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini