TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah atau Askrindo Syariah melakukan perpanjangan kerjasama dengan Bank Jatim Syariah.
Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto dan Dorektur Bank Jatim R. Soeroso yang di dampingi oleh Executive Vice Presiden Bussiness Askrindo Syariah Supardi Najamuddi dan Direktur Ritel Konsumer dan Syariah Tony Sudjiaryanto.
Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto menjelaskan, Askrindo Syariah menargetkan penjaminan (kafalah) pembiayaan sebesar Rp. 1 triliun selama tahun 2018 dari Bank Jatim Syariah.
Baca: Duh, Klien Hotman Paris Hutapea Meradang Setelah Dokter Hardi Susanto Bantah Malapraktik
Pada perpanjangan kontrak kerjasama ini Askrindo Syariah melakukan ekspansi ke beberapa produk antara lain, Anjak Piutang, Project financing dan multiguna.
"Produk produk tersebut sebelumnya sudah ada dan akan kita kembangkan lagi melalui Bank Jatim Syariah," ujar Soegiharto dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa (17/7/2018).
Baca: PKB Dukung Jokowi di Pilpres, Sandiaga Uno: Balik Lagi ke Pacar Lama
Selain produk tersebut, Askrindo Syariah juga akan meng-cover Bank Jatim Syariah dengan beberapa produk lainnya antara lain, Multiguna, Multijasa Umroh, Produk MK dan Investasi serta KBG.
"Ini merupakan strategi kita sejak akhir tahun lalu dengan memperbanyak mitra kerja tidak hanya dengan perbankan nasional tapi perbankan di daerah," ungkapnya.
Dia menambahkan, kekuatan perbankan daerah sangat bagus dan potensinya juga luar biasa karena captive market mereka sangat baik seperti pinjaman untuk kesejahteraan karyawan mereka atau pembelian rumah serta kebutuhan lainnya.
Soegiharto menjelaskan, sampai dengan semester pertama tahun 2018 ini pihaknya telah menutup penjaminan kafalah sebesar Rp 9,8 triliun.
"Laba kita sampai dengan semester satu ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu, yaitu berhasil mencatat laba sebesar Rp. 8 miliar sedangkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 6,2 miliar. Sedangkan perolehan Ujroh sampai dengan juni 2018 ini sebesar Rp. 113,05 miliar, meningkat 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 89,45 miliar," jelas Soegiharto.