TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tetra Pak Indonesia hari ini turut berpartisipasi dalam acara Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018, sebuah ajang penampilan prestasi serta program–program di bidang lingkungan hidup dan kehutanan terbesar di Indonesia.
Keterlibatan Tetra Pak dalam acara ini merupakan bentuk nyata tanggung jawab perusahaan selama ini terhadap komitmen usahanya dimanapun berada, juga merupakan kepedulian perusahaan dalam membantu Pemerintah Indonesia untuk mengelola sampah kemasan dalam menyongsong Indonesia Bebas Sampah 2020.
Sejalan dengan komitmen kami untuk terus berupaya melindungi makanan, konsumen dan masa depan, khususnya di Indonesia, Tetra Pak Indonesia hari ini hadir untuk menunjukkan berbagai solusi yang ditawarkan oleh kemasan kami kepada konsumen, yang secara nyata mengusung pertanggunga-jawaban lingkungan dalam setiap inovasinya.
"Partisipasi Tetra Pak bukti atas pendekatan pengurangan dampak lingkungan, dengan menciptakan tata kelola rantai nilai pengolahan kemasan karton bekas minuman melalui mitra pengumpul dan pendaur yang kami bina bertahun-tahun,” ujar Reza Andreanto, Environment Manager Tetra Pak Indonesia, Minggu (22/7/2018).
Inovasi yang dihadirkan oleh Tetra Pak adalah bagaimana penggunaan kertas sebagai sumber daya terbarukan yang sangat aman dan berkualitas sebagai bahan utama pengemasan produk makanan dan minuman.
Baca: Sambut Asian Games, Warga Cilacap Hias Lingkungan
Pengelolaan lacak-balak (chain of custody) kertas sebagai bahan baku dari kemasan itu sendiri juga harus mendapatkan sertifikasi dari Forest Stewardship Council® (FSC®) yang menjamin bahwa kertas diambil dari hutan lestari yang dikelola secara bertanggung jawab.
Kemasan karton Tetra Pak dibuat dengan bahan dasar lapisan kertas (74%), polietilen (21%) dan aluminium (5%) yang keseluruhannya dapat didaur ulang.
Proses daur ulang kemasan karton bekas ini diawali dengan kegiatan edukasi kepada konsumen secara langsung untuk sadar pemilahan sejak dari sumber, kemudian pengumpulan dan pengangkutan oleh mitra, sampai kepada proses di pabrik daur ulang kertas untuk memisahkan lapisan kertas dari lapisan polietilen dan aluminium.
Lapisan-lapisan tersebut diurai dan diolah menjadi produk daur ulang kertas seperti buku tulis, tas belanja, dan poster, sedangkan lapisan polietilen dan aluminium dapat dijadikan papan, furniture maupun atap rumah.
Para pengunjung acara ini pun dapat mengetahui lebih lanjut tentang kolaborasi yang dilakukan oleh Tetra Pak bersama para mitranya, baik formal maupun informal sektor, dalam upaya untuk mengumpulkan kemasan karton bekas minuman guna memaksimalkan potensi bahan terbarukan ini.
Hal ini termasuk dari pengadaan bahan produksi yang berkelanjutan hingga proses daur ulang. Salah satu bentuk kolaborasi ini adalah Dropbox, yaitu sebuah tempat penampungan terpilah khusus untuk kemasan karton minuman bekas dan sebagai sarana edukasi masyarakat.
Baca: Tetra Pak Indonesia Kenalkan Teknologi Pemrosesan dan Pengemasan Makanan dan Minuman
Inisiatif milik Tetra Pak ini bertujuan untuk mendukung Program Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menuju Indonesia Bebas Sampah 2020.
Tetra Pak juga menunjukkan kemajuan yang berkesinambungan dalam pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dengan menambah collection partner (mitra pengumpul) sebagai implementasi dari pendekatan circular economy pada setiap design inovasi produk keluarannya.
Saat ini Tetra Pak Indonesia telah bekerja-sama dengan 4 mitra waste management yang fokus pada wilayah Jawa, Bali dan Lombok.
“Untuk mendukung terciptanya lingkungan hidup yang berkelanjutan, kami memastikan bahan baku kemasan kami dikelola secara bertanggung jawab dan berasal dari sumber hutan Lestari yang tersertifikasi FSC," katanya.
Bentuk kontribusi Tetra Pak Indonesia kepada komunitas, salah satunya adalah dengan memberikan akses kepada komunitas informal agar dapat menemukan potensi nilai ekonomi dari kemasan karton bekas minuman ini.
“Kami menyadari akan pentingnya untuk menciptakan nilai ekonomi dan membangun kemitraan serta memperkuat kapasitas para pihak-pihak terkait," katanya.
Tetra Pak berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dari keseluruhan supply chain, mulai dari proses pengadaan, produksi, pengiriman, hingga produk yang telah dikonsumsi.
Komitmen ini juga didukung dengan upaya pengurangan efek emisi gas rumah kaca sebesar 42% pada tahun 2030 dan 58% pada tahun 2040.
"Kegiatan operasional juga diharapkan dapat menggunakan energi listrik yang terbarukan sebesar 80% di tahun 2020 dan 100% pada tahun 2030," katanya.
Selain mengikuti ajang Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tetra Pak juga akan hadir di ajang lainnya yaitu Indonesia Climate Change Forum & Expo yang akan diadakan pada bulan September nanti di Medan.