TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan superblok Sakura Garden City di Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim) dimulai dengan ditandai peletakkan batu pertama (groundbreaking) tower pertama kondominum Cattlya, Sabtu (21/7).
"Hari ini kami soft launching, sedangkan hard selling dimulai pada Agustus," kata Presiden Direktur PT Sayana Integra Properti, Nobuya Ichiki, Sabtu (21/7/2018).
Sakura Garden City merupakan masterpiece PT Sayana Integra Properti, pengambang properti kolabrasi Daiwa House Industry (kontraktor terbesar di Jepang), JOIN (gabungan BUMN Jepang dan swasta yang khusus berinvestasi di luar negeri) dan pengembang lokal, Trivo Group.
Untuk tahap awal, Nobuya mengatakan, superblok seluas 10 hektare (ha) ini dibangun empat tower kondominium (apartemen) yang kontruksinya diharapkan rampung 2024, Adapun khusus tower Cattleya selesai dalam dua tahun ke depan.
Superblok dengan 60 persen area terbuka hijau ini menyediakan hunian vertikal (apartemen) sebanyak 12 tower dengan 5.000 tempat tinggal ini akan menyasar kalangan milenial dengan harga terjangkau.
Superblok ini juga dilengkapi pusat perbelanjaan (mal), rumah toko (ruko), restoran, hingga klinik. Ke depan akan dibangun juga gedung perkantoran, hotel dan rumah sakit.
"Konsep Sakura Garden adalah kota di dalam kota," kata Nobuya.
Dia mengatakan, untuk tahap awal, investasi Sakura Garden sekitar US$ 80 juta (Rp 1,15 triliun). Ke depan, akan ditambah secara bertahap sesuai progres pembangunan. Adapun sumber pembiayaannya dari kas internal dan pra-penjualan.
"Pembangunan akan dilakukan empat tahap. Untuk saat ini kami merasa cukup dari ekuitas, dan tidak perlu pinjaman," kata Nobuya.
Dia mengatakan, target yang disasar adalah kalangan milenal berusia 20-35 tahun yang bekerja di Jakarta, namun belum memiliki tempat tinggal. Selain itu, kelas menengah di Jakarta, namun masih tinggal di pinggiran Ibu Kota.
Menurut dia, harga hunian di Jabodetabek naik rata-rata 20 persen per tahun, melebihi kenaikan rata-rata pendapatan pekerja 10 persen per tahun. Kondisi ini mengakibatkan generasi milenial kesulitan memiliki rumah.
"Hal ini yang coba kami akomodir. Visi kami tidak hanya profit semata, tapi juga kepentingan sosial membantu kalangan milenial memiliki rumah," kata Nobuya yang juga menjabat Senior Executive Officer Daiwa House Industry ini.
Sakura Garden City diapit akses tol Jagorawi dan tol JORR serta terhubung stasiun light rail transit (LRT) Ciracas, Jaktim. "Untuk harga berkisar Rp 20 juta per meter persegi," kata dia.
Sementara pada perusahaan patungan PT Sayana Integra Properti, Daiwa House bersama JOIN (Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport and Urban Development) menguasai 60 persen saham, sedangkan sisanya 40 persen dimiliki Trivo Group yang dikenal sebagai pengembang Pusat Grosir Cililitan (PGC), sentra grosir Cikarang dan superblok TangCity.
Daiwa House yang berdiri sejak tahun 1955 adalah pengembang dan kontraktor terbesar di Jepang dengan penjualan 31 miliar dolar AS di 2017. Produknya telah hadir di 20 negara seperti Australia, Tiongkok, hingga Meksiko. Adapun JOIN adalah perusahaan pemerintahan dan swasta satu-satunya di Jepang yang mengkhususkan pada investasi infrastruktur di luar.