TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia (Tbk) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 11,4 triliun pada semester pertama 2018.
Perolehan laba bersih tersebut tercatat meningkat 8,4 persen secara tahunan dari posisi Rp 10,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pertumbuhan kredit BCA cukup positif pada periode enam bulan pertama 2018 karena ditopang kenaikan aktivitas bisnis nasabah selama periode perayaan Idul Fitri dan pertumbuhan kredit di sektor korporasi.
Kenaikan laba didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 6,9 persen secara tahunan, sementara biaya operasional bank naik 8,3 persen secara tahunan.
“Pada akhir Juni 2018, portofolio kredit BCA sebesar Rp 494 triliun, tumbuh 14,2 persen dibanding posisi yang sama di tahun sebelumnya,” kata Jahja, saat paparan kienerja semester I 2018, Kamis (26/7/2018) di Bali Room, Kempinski, Jakarta.
Dijelaskan Jahja, dari portofolio kredit tersebut, tercatat korporasi tumbuh 19,1 persen secara tahunan menjadi Rp 191,4 triliun. Kredit komersial dan UKM tumbuh 15,1 persen menjadi Rp 174,8 triliun.
Sementara di segmen kredit konsumer, kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 8,1 persen menjadi Rp 41,3 triliun, kredit pemilikan rumah (KPR) naik 4,0 persen menjadi 74,6 triliun.
Sementara, rasio kredit bermasalah (NPL) pada akhir Juni 2018 berada di posisi 1,4 persen. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 187,8 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 12,7 persen menjadi Rp 481 triliun.