TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) akan berdampak positif dan saling melengkapi satu sama lain.
Konsolidasi ini membuat bank hasil merger ini bakal memiliki layanan lengkap serta turut memperkuat perbankan dan ekonomi nasional.
Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada menyatakan ada sejumlah alasan yang membuat proses konsolidasi BTPN-SMBCI sangat bermanfaat.
Pertama, BTPN yang mempunyai eksposur di area pensiunan serta usaha kecil dan mikro, akan mendapatkan mitra yang memiliki kapasitas besar dalam hal permodalan dari bank berkaliber dunia yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Kedua, BTPN mendapatkan mitra yang saling melengkapi (complementary) yaitu SMBCI yang memiliki latar belakang kuat di bidang kredit korporasi. Kombinasi BTPN dengan SMBCI bakal menciptakan bank baru Buku IV yang memiliki eksposur lengkap: korporasi, menengah/komersial, UKM, pensiunan dan mikro. “Ini akan baik bagi masa depan perbankan itu,” kata Tony di Jakarta, Kamis (2/8).
Ketiga, SMBC mempunyai komitmen kuat memperbesar bisnis tradisional yang selama ini menjadi usaha inti BTPN. Menurut Tony, bank baru hasil merger nanti akan lebih bertenaga menjalankan kegiatan bisnis BTPN yang selama ini sudah berjalan.
Berdasarkan neraca keuangan per 31 Mei 2018 dari kedua bank, estimasi total aset konsolidasi dapat mencapai Rp 179 triliun. Merger ini diharapkan dapat menguntungkan nasabah dan masyarakat Indonesia serta berdampak positif pada perkonomian nasional.
Hari ini, BTPN dan SMBCI mempublikasikan rencana merger kedua bank sebagai bagian keterbukaan informasi konsolidasi dua anak usaha SMBC di Indonesia. SMBC merupakan pemegang saham pengendali di BTPN dan SMBCI dengan porsi kepemilikan masing-masing 40% dan 98,48%.
Seluruh dokumen rencana merger akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan. Setelah disetujui BTPN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
“Publikasi ini menjadi tonggak dimulainya secara resmi proses merger BTPN dengan SMBCI yang kami yakini akan memberikan dampak positif, bukan hanya bagi perusahaan, tetapi juga perekonomian nasional. Merger akan melahirkan bank baru yang lebih besar dan lebih kuat sehingga dapat lebih berperan memenuhi kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat di berbagai sektor di Indonesia, baik ritel maupun wholesale,” kata Jerry dalam siaran persnya.
Selama 10 tahun terakhir, BTPN mengembangkan sejumlah bisnis baru, termasuk melahirkan inovasi produk dan layanan berbasis digital seperti Jenius dan BTPN Wow!. Digital banking BTPN merupakan inovasi revolusioner yang diyakini akan mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam berbank.
Melalui diversifikasi tersebut, publik tidak sekadar mengenal BTPN sebagai bank yang melayani para pensiunan, tetapi juga bank yang melayani pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), masyarakat umum, hingga para digital savvy secara inovatif.
Dalam beberapa tahun terakhir, SMBCI telah aktif berpartisipasi membiayai proyek infrastruktur dan industri pendukung, yang sejalan dengan program pembangunan pemerintah Indonesia. Hingga akhir Maret 2018, SMBCI telah menyalurkan kredit senilai Rp 64,3 triliun.
Jerry melanjutkan, kekuatan masing-masing bank akan menjadi nilai tambah bank hasil merger. Pemegang saham memutuskan mempertahankan nama BTPN dengan mengusung visi baru menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Saling melengkapi, bank hasil merger BTPN-SMBCI akan miliki layanan komplet