News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menhub Beberkan Penyebab LRT Palembang Mogok

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkaian kereta Light Rail Transit atau LRT Jakarta disiapkan di jalur LRT di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018). LRT fase 1 rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun sepanjang 5,8 kilometer ditargetkan selesai menjelang pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018. (Warta Kota/Alex Suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan atau LRT Palembang kembali mengalami mati listrik pada Minggu (12/i/2018) bahkan penumpang harus turun dan berjalan di atas rel.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dari indikasi awal mati listrik karena ada kesalahan dalam penerapan standar operasional prosedur (SOP) dan permasalahan teknis.

"Kalau ada beberapa masalah kita minta maaf, tapi dari identifikasi yang dilakukan adalah SOP dan ketiga adalah teknis," ungkap Budi Karya Sumadi saat ditemui di Kantor kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018).

Baca: Diduga Karena Pembangunan Dikebut Penyebab LRT Sumsel Mogok

Maka, Budi Karya Sumadi pun mengaku telah menugaskan kepada para stakeholder LRT Palembang mulai dari Waskita Karya sebagai kontraktor, PT Industri Kereta Api (Inka) hingga KAI selaku operator untuk memastikan pengoperasian LRT Palembang.

"Saya tugaskan stakeholdr disana baik Kementerian perhubungan, Waskita, INKA, KAI, benar-benar menjaga semua instalasi inshaAllah berjalan baik dan tidak ada gangguan," tutur Budi Karya.

Ini memang bukan kali pertama LRT Palembang mogok, jika dihitung sejak uji coba sudah terjadi tiga kali mogok.

Pertama pada 1 Agustus 2018 kereta berhenti 4 km menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II yang mogok karena adanya hujan deras. Kemudian kedua terjadi tanggal 10 Agustus 2018 yang mogok karena permasalahan sinyal kereta.

LRT Sumsel sempat berhasil diuji coba dengan kecepatan 85 km per jam, yang dibangun dengan tujuan sebagai kendaraan para atlet pada saat Asian Games 2018 dari Bandara sampai ke Jakabaring Sport.

'Si ular besi' itu pun memiliki waktu tempuh 30 sampai 45 menit dari Bandara ke Jakabaring Sport dari semula memerlukan waktu 1,5 – 2 jam.

Adapun LRT Sumsel yang menerapkan sistem elevated akan memiliki jalur layang dengan lebar spoor 1067 mm yang dilengkapi third rail sebagai power supply

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini