TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berpengaruh besar terhadap pergerakan rupiah sepanjang perdagangan Kamis (30/8).
Alhasil, kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,24% ke level Rp 14.680 per dollar AS, sedangkan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia terkoreksi 0,15% ke level Rp 14.655 per dollar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua yang naik hingga 4,2% membuat rupiah terkoreksi. Bahkan, pelemahan juga terjadi pada sebagian mata uang global.
Belum adanya data ekonomi terbaru dari dalam negeri membuat rupiah semakin sulit keluar dari tekanan dollar AS. “Saat ini hanya ada intervensi dari BI yang bisa diandalkan rupiah,” ujar Lana.
Ia melanjutkan, intervensi BI secara masif masih perlu dilakukan mengingat pekan depan sudah memasuki September. Artinya, sentimen kenaikan suku bunga acuan AS dapat memainkan peran penting terhadap pergerakan rupiah.
Belum lagi, tersiar kabar bahwa AS akan kembali mengumumkan tarif impor baru kepada China dalam waktu dekat sehingga rupiah terancam melemah.
Lana memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.630—Rp 14.680 per dollar AS pada perdagangan besok (31/8).
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Pertumbuhan ekonomi AS membaik, rupiah tertekan