News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kementerian ESDM: Penerimaan Migas Masih Positif, Tak Rencana Naikkan Harga BBM

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimoeljono memeluk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dari belakang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, hasil evaluasi terhadap penerimaan negara di sub sektor minyak dan gas bumi (migas) menunjukkan capaian angka positif pada semester pertama 2018.

Itu sebabnya, Pemerintah memutuskan tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan hal tersebut dalam bincang dengan media di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (5/9/2018).

“Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat,” ujarnya.

Jonan menyatakan, sampai semester pertama tahun 2018 penerimaan negara lebih baik dari periode yang sama di tahun 2017.

“Penerimaan negara di subsektor migas pada semester pertama 2018 lebih baik, bahkan lebih besar sekitar USD 1,89 miliar dibanding semester pertama tahun lalu. Bahkan setelah dikurangi tambahan subsidi solar tahun ini, angkanya masih positif," ungkap Jonan.

Baca: Hari Ini Bank-bank Besar Sudah Jual Dolar di Level Rp 15.000

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan, angka yang disebut Menteri Jonan tersebut adalah angka penerimaan negara dari lifting minyak dan gas bumi.

“Untuk semester pertama 2018 angka penerimaan negara dari migas ini mencapai USD 6,57 miliar, tahun lalu pada periode yang sama angkanya USD 4,68 miliar. Nilainya naik USD 1,89 miliar atau sekitar Rp 28 triliun,” ungkap Agung di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Baca: Refly Harun Dicopot dari Komisaris Utama Jasa Marga, Dahnil Anzar Beri Ucapan Selamat

Di sisi lain, subsidi BBM jenis solar yang digelontorkan Pemerintah tahun ini ditambah Rp 1.500 per liter, dari sebelumnya Rp 500 di 2017 menjadi Rp 2.000 per liter di 2018.

“Realisasi penyaluran solar pada semester 1 tahun 2018 ini sebesar 7,2 juta KL (Kilo Liter), dikalikan tambahan subsidi Rp 1.500 menjadi sekitar Rp 10,8 triliun," kata Agung.

Angka ini menurutnya jauh lebih kecil dibandingkan peningkatan penerimaan negara di semester satu ini sebesar Rp 28 triliun.

Bahkan Rp 28 triliun tersebut sudah bisa menutup beban tambahan subsidi sampai akhir tahun 2018, dimana kuota solar total mencapai 14,5 KL.

Agung optimis, tren neraca migas yang menunjukkan sinyal positif di semester pertama 2018 ini juga masih akan berlanjut di semester kedua 2018. Maka wajar jika pemerintah memutuska. tidak akan menaikkan harga BBM, meskipun kurs rupiah terhadap dolar AS melenah.

Selain itu, menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk mengendalikan impor dan memperkuat devisa, Kementerian ESDM telah menetapkan kebijakan strategis mulai dari penataan ulang proyek ketenagalistrikan, penerapan perluasan mandatori B20, meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), hingga kebijakan hasil ekspor sumber daya alam untuk penguatan devisa nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini