News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertamina Hedging Valas Antisipasi Kemerosotan Kurs Rupiah

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Pertamina mengecek alat Vapour Recovery Unit (VRU) di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Laporan Reporter Kontan, Febrina Ratna Iskana

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA - Pertamina sudah menyiapkan langkah antisipasi menyusul pelemahan rupiah. Pasalnya, Pertamina banyak melakukan impor minyak mentah dan produk bahan bakar minyak (BBM). Otomatis hal ini akan mempengaruhi kinerja Pertamina.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah mendekati level Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Kamis (6/9/2018), kurs rupiah tercatat sebesar Rp 14.891 per dollar AS.

Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, upaya Pertamina dalam menghadapi depresiasi rupiah adalah dengan melakukan hedging atau lindung nilai.

"Kan tidak akan terus melemah. Kami sederhana saja, kami ikuti aturan Bank Indonesia (BI) yakni 20% hedging," ungkap Arief, Kamis (6/9/2018).

Baca: Oka Antara Jadi Detektif Pintar di Film Laga Web Series Ini

Selain itu, Pertamina juga tidak akan melakukan pembelian atau pengadaan jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi. "Dan kami juga kan kalau harganya tidak rasional, tidak akan membeli. Kami juga masih ada credit line," katanya.

Pertamina sendiri pada tahun ini mengasumsikan nilai tukar rupiah dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2018 sebesar Rp 13.800 per dollar AS. Asumsi rupiah dalam RKAP ini rencananya akan direvisi.

Namun, Arief belum bisa menyebut usulan Pertamina untuk revisi nilai tukar rupiah dalam RKAP 2018. "Ini kan lagi proses revisi. Belum tahu angkanya, makanya kami lagi diskusi sama Kementerian BUMN," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini