TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kinerja keuangan PT Pegadaian kian moncer di kuartal III 2018. Laba bersih perusahaan gadai pelat merah ini tercatat Rp 1,84 triliun, atau naik 12% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yakni Rp 1,64 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh melonjaknya pendapatan Pegadaian sebesar Rp 7,54 triliun, sementara beban usaha tercatat sebesar Rp 5,01 triliun.
“Hal ini membuktikan bahwa perseroan masih dipercaya masyarakat, walaupun perusahaan gadai swasta terus berkembang. Tingginya kepercayaan nasabah terhadap pelayanan Pegadaian, membuat Pegadaian terus meningkatkan jangkauan layanan,” kata Sunarso, Rabu (3/10).
Tahun ini Pegadaian menargetkan jumlah agen sebanyak 8.044 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Agen ini terdiri dari agen gadai, agen pemasaran, dan sales force. Sampai dengan Agustus 2018, tercatat jumlah agen yang telah bergabung sebanyak 6.003 orang, naik 1,45% dari tahun lalu.
Selain menambah jumlah agen, Pegadaian juga menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan layanan kepada para nasabah, di antaranya memberikan layanan online melalui aplikasi, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis fintech.
Menurut Sunarso, dengan tambahan layanan semacam ini, bisa semakin memperluas pasar, serta menambah kepercayaan nasabah.
Tidak cukup memperluas layanan, Pegadaian juga harus mampu memenangi kompetisi antar perusahaan pembiayaan yang kian sengit, dengan terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di industri gadai, seperti perusahaan fintech.
Hingga akhir Agustus 2018, Pegadaian memiliki 12 kantor wilayah yang membawahi sekitar 4.571 outlet. Jumlah ini mampu melayani sebanyak 6,99 juta nasabah, dengan omzet mencapai Rp 87,03 triliun.
Pegadaian menargetkan mampu meraih omzet hingga Rp 130 triliun di akhir tahun 2018. Sedangkan untuk laba bersih juga ditargetkan sebesar Rp 2,7 triliun, naik dari perolehan 2017 sebesar Rp 2,5 triliun.
Pegadaian juga menargetkan aset meningkat menjadi Rp 58 triliun serta jumlah penyaluran pinjaman naik sekitar Rp 10 triliun menjadi Rp 48,3 triliun.
“Dalam 5 tahun ke depan, visi utama kami, Pegadaian harus menjadi the most valuable finance company in Indonesia. Itu akan diukur dengan ukuran-ukuran kinerja keuangan. Selain mencari keuntungan, kami juga harus mencari nama baik. Karena itu, mimpi kami selanjutnya, adalah menjadi bagian dari inklusi keuangan nasional,” ujarnya. (Ferrika Sari)