Untuk itu, sejak dini, ubah pendapatan menjadi investasi, karena jangka panjang mampu melawan inflasi, atau ketika ada uang lebih selalu sisihkan untuk investasi.
“Jika memiliki pendapatan lebih, selalu sisihkan untuk investasi, jangan semua dikonsumsi atau digunakan membeli barang yang tidak produktif,” ucap Sriwidjaja.
Mahasiswa juga harus memahami prinsip dasar investasi. Antara lain dengan menggunakan dana lebih. Kemudian mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan.
Selain itu, tidak tempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen.
Serta disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss. Sebagai investor pemula, para mahasiswa juga harus waspada dengan iming-iming janji memberi imbal hasil tinggi dalam jangka pendek.
Juga waspada penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Selalu cek atau riset bagaimana izin perusahaan investasi tersebut. Karena hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di Indonesia.
Sebelum beli saham kenali seperti apa sahamnya, yang kedua tahu manfaatnya dan apa risikonya, lalu jangan ikut-ikutan orang beli saham yang tidak terlalu mahal ternyata berisiko dan rugi.
Kata Sriwidjaja, generasi zaman now jangan tunda lagi berinvestasi saham.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Reliance kembali buka galeri investasi ke-21 di Universitas Galuh