TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah langsung menguat terhadap dolar AS hari Senin kemarin (15/10/2018) pasca pengumuman data surplus perdagangan Indonesia bulan September 2018.
Data BPS menyebutkan, Indonesia mencatat surplus sebesar $230 juta bulan lalu dibandingkan defisit $1.02 miliar di bulan Agustus dan defisit $2.03 miliar di bulan Juli.
"Perkembangan positif ini akan memperkuat rupiah di jangka pendek karena menurunnya kekhawatiran mengenai defisit perdagangan," ujar Lukman Otunuga, analis di FXTM.
Meski alau demikian, prospek rupiah di jangka pendek dan panjang tetap dipengaruhi berbagai risiko eksternal.
Antara lain , ketegangan dagang global, kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan global, serta prospek kenaikan suku bunga AS.
Komponen-komponen ini akan mengganggu selera risiko sehingga mata uang pasar berkembang seperti rupiah tetap terancam melemah.
Baca: Bupati Bekasi yang Diduga Terima Suap Proyek Meikarta Adalah Kader Partai Golkar
"Kalender ekonomi Indonesia relatif santai hari ini, sehingga arah pergerakan kurs rupiah mungkin dipengaruhi oleh data dari Amerika Serikat. Dari aspek teknikal, rupiah dapat semakin menguat terhadap Dolar apabila Dolar dapat turun di bawah Rp 15.180," ungkap Lukman.
Dolar Merosot
Dolar memasuki pekan perdagangan awal pekan kemarin goyah setelah data inflasi AS yang lemah pekan lalu agak membebani ekspektasi kenaikan suku bunga setelah Desember.
Kritik Presiden Donald Trump berulang kali atas Federal Reserve juga berperan pada aksi jual.
Baca: Kronologi Lengkap Penangkapan Para Tersangka Suap Perizinan Meikarta
Indeks dolar kesulitan di atas 95.00 pada saat laporan ini dituliskan. "Meski dolar tetap menjadi mata uang safe haven di tengah ketidakpastian, dolar dapat semakin melemah di jangka pendek," ungkap Lukman.
Baca: Keluarga Tak Terima Anak Perempuannya Digauli, Sang Pacar Dieksekusi Hingga Tewas
Potensi penurunan berdasarkan breakdown teknikal di bawah level support 95.00 di kerangka waktu harian.
Penutupan mingguan yang tegas di bawah level ini berpotensi untuk memberi alasan bagi bears untuk menyerang 94.60 dan kemudian 94.35.