TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor perbankan diprediksi akan berlanjut mendominasi penerbitan obligasi korporasi pada tahun depan.
Peneliti Senior Bidang Ekonomi Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero mengatakan, nilai emisi obligasi korporasi berpeluang melanjutkan tren positif hingga melampaui Rp 100 triliun.
Dari nilai tersebut, setidaknya 80 persen akan diterbitkan oleh perbankan melalui penerbitan baru maupun penawaran umum berkelanjutan (PUB).
"Kami optimistis obligasi korporasi masih akan ramai tahun depan. Setidaknya bisa kembali mencapai lebih dari Rp 100 triliun, dan 80 persen diantaranya perusahaan finansial spesifiknya perbankan," ujarnya di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Poltak melanjutkan, kebutuhan untuk obligasi masih cukup banyak di tengah masyarakat. Ia mengimbau para pelaku pasar modal agar tak pesimistis dan menggunakan peluang di kala nilai emisi tinggi.
"Kenyataannya memang kebutuhannya besar untuk obligasi. Perbankan juga membutuhkan akses pendanaan yang jangka panjang sehingga nilai emisinya terus meningkat," pungkasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam tiga tahun terakhir nilai emisi obligasi terus melampaui angka Rp 100 triliun.
Pada 2016, nilainya mencapai Rp 116,18 triliun, kemudian naik menjadi Rp 156,71 triliun di 2017, dan Rp 105,71 triliun pada November 2018.