Kegiatan Link and Match antara IKM dengan Industri Besar ini bukan hanya memberikan kesempatan bagi IKM dalam memperoleh akses pasar tetapi juga bagi industri besar dalam memperoleh informasi mengenai kemampuan dan keberadaan calon mitra IKM.
Direktur IKM Logam Mesin Elektronika dan Alat Angkut Endang Suwartini mengatakan bahwa tujuan utama kemitraan tersebut guna memperbaiki mindset terlebih dahulu.
“Jadi sebelum bermitra harus punya mindset atau budaya kerja yang bagus seperti yang diterapkan perusahaan-perusahaan yang di Jepang itu, arahnya ke sana,” ujarnya.
Endang mencontohkan, untuk tier 3 dan tier 4 sebenarnya pekerjaan yang didapat itu masih dalam tahap yang mudah. Misalnya stamping (pencetakan metal) atau pekerjaan lain.
Baca: Saran Ketua DPR Agar Dapat Menikmati Bonus Demografi Sampai 2030
Dalam kegiatan ini IKM akan belajar bagaimana karakter dari perusahaan-perusahaan Jepang.
“Jadi yang utama diambil adalah mindset-nya dulu, budaya kerjanya dulu kemudian pasti berkembang ke hal-hal lain,” harapnya.
Untuk menjalin kemitraan dengan industri besar, seperti Jepang misalnya IKM kita harus memahami budaya kerja mereka.
Ending mengatakan, perusahaan Jepang akan meminta IKM melaksanakan prinsip 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke/5S).
“Jadi tidak bisa mendadak langsung bermitra ada tahapannya , misal betulin dulu proses produksinya , system mutu dan lain-lain,” ucapnya.
Sesuai dengan tema Link & Match kali ini yaitu "Peningkatan Penggunaan Komponen Lokal Industri Otomotif”, pemerintah mendorong agar komponen yang dipakai dalam industri otomotif lebih banyak dari dalam negeri, IKM inilah yang akan menjadi supiernya.
“Tapi memang, bahan produksi komponen seperti baja, masih impor, plastic, rubber masih impor terutama baja. Satu kesulitan perkembangan IKM komponen itu ya di situ,” kata Endang.
Perlu diketahui pasar otomotif adalah supply global chain.
Pembuatan komponen otomotif tidak semua komponenya berasal dari satu negara.
“Misal membuat komponen mesin di negara A, komponen body di negara B, komponen velg di negara C dan kemudian itu dijadikan satu, itu global tapi yang menguasai semuanya secara internasional ya Jepang, Negara-negara lain masih sebagai penyuplai nah kita harus mampu menguasai salah satunya dan itu jadi keharusan,” tegas Endang.