Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, BREBES -- Pemkab Brebes mengikuti langkah Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) yang membangun gudang dengan mesin penyimpanan atau cold storage bawang merah.
Gudang yang terletak di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, Brebes itu dilengkapi mesin penyimpanan yang dinamakan Controlled Atmosphere Storage (CAS) buatan PT Pura Kudus.
Mesin ini diklaim berbeda dengan cold storage lainnya karena dapat memperpanjang umur bawang merah sehingga tahan hingga enam bulan.
Kepala Bidang Perdangangan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Brebes, Maryono, menuturkan ada lima mesin CAS yang dibangun di gudang baru tersebut.
"Satu mesin dapat menampung hingga 16 ton bawang merah. Mesin ini juga bisa untuk tempat penyimpanan produk hortikultura lain, semisal cabai atau buah-buahan," kata Maryono, Senin (3/12/2018).
Pemkab Brebes membangun gudang dan mesin itu dengan anggaran Rp 3,096 miliar yang berasal dari dana alokasi khusus dengan lama pembangunan sekitar empat bulan.
Produk yang bisa masuk dan disimpan di gudang itu tidak sembarangan. Petugas akan menyeleksi produk yang memang layak.
Gudang dan mesin saat ini telah diresmikan dan siap beroperasi.
Maryono mengatakan saat ini pihaknya tengah melatih personel yang akan mengoperasikan mesin tersebut.
Sistem Resi Gudang digunakan pada gudang penyimpanan bawang merah tersebut. Sistem itu dinilai dapat menolong petani saat harga bawang anjlok.
"Setelah barang masuk, nantinya sistem yang akan digunakan yakni Sistem Resi Gudang (SRG)," jelasnya.
Resi yang dikeluarkan gudang penyimpanan bawang merah dapat digunakan para petani sebagai agunan untuk mengajukan pinjaman kredit ke perbankan, saat petani membutuhkan modal akibat harga hasil panen anjlok.
"Resi gudang adalah salah satu solusi agar petani tidak terpuruk atau mengalami kerugian besar akibat harga hasil panen anjlok, sehingga petani tidak memaksakan diri atau terburu-buru menjual hasil panen ke pedagang," ucapnya.
Saat harga di tingkat petani melorot drastis, petani bisa menyimpan bawang merah di tempat tersebut. Kemudian resi dari gudang tersebut dapat digunakan sebagai agunan untuk meminjam kredit di bank.
"Untuk resi gudang, kami telah bekerjasama dengan sejumlah lembaga perbankan, di antaranya Bank Jateng, BNI dan beberapa bank lain," imbuhnya.
Bawang merah, kata dia, merupakan komoditas yang menyumbang inflasi cukup besar. Karena itu, harus dikelola secara tepat.
Sementara, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Juwari, menyatakan sistem resi gudang merupakan program jangka panjang yang dapat membantu petani bawang merah mengalami kerugian saat harga turun.
"Para petani, khawatir jika tidak ada upaya untuk mengatasi harga yang anjlok. Petani di Brebes akan mengalami kerugian," ucapnya.
Terlebih lagi, saat ini biaya pengeluarkan untuk produksi bawang merah lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Secara fisik mesin CAS bekerja selayaknya kulkas penyimpanan. Suhu di dalam mesin CAS dijaga rata-rata 7 derajat celcius. Bawang dan cabai bisa bertahan lama disimpan dalam suhu tersebut.
Unsur-unsur penting dikontrol dalam mesin tersebut, seperti juga kadar oksigen dan karbon dioksida yang berada di dalam mesin CAS.
Bawang atau cabai secara alami akan masak lalu busuk. Alat CAS ini memperlambat dari proses menjadi busuk.
Teknologi mesin pendingin ini bekerja dengan membuat mikroorganisme yang terkandung di dalam bahan pangan berada dalam kondisi mati sementara.
Hal tersebut yang membuat bawang dan cabai dapat bertahan lebih lama.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Amankan Pasokan, Mesin Penyimpan Bawang Merah Senilai Rp 3 Miliar Dibangun di Brebes,