Kemajuan lain, banyak desain hunian yang dirancang bukan hanya eco friendly dengan berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sirkulasi udara dan cahaya alami ke dalam ruang-ruangnya yang menghemat energi, tapi juga dilengkapi fitur smart home yang memungkinkan penghuni mengontrol penggunaan energi di rumah dari mana saja lewat gawainya. Ini berkat pembangunan infrastruktur TI yang juga masif sekian tahun ini.
Salah satu contoh proyeknya, perumahan Savasa (37 ha) besutan Panasonic Homes di Indonesia di Kota Deltamas, melalui perusahaan joint venture PT PanaHome Deltamas Indonesia, joint venture PT Panasonic Homes Gobel Indonesia dan PT Puradelta Lestari Tbk (Sinar Mas Land), pengembang kawasan industri dan hunian Kota Deltamas (3.177 ha) di Cikarang, Bekasi (Jawa Barat).
Setiap rumah di Savasa dilengkapi fitur canggih seperti Panasonic Home Network System dan sistem penyaring udara Puretech. Rumah diklaim 97 persen bebas debu, kotoran, dan polusi yang berbahaya karena udara yang masuk telah disaring oleh Puretech.
Rumah juga dirancang dengan sistem cross ventilation yang meningkatkan sirkulasi udara dan membuat ruang dalamnya menjadi lebih sejuk dan sehat.
Sementara sistem rumah pintar Panasonic menyediakan program terintegrasi untuk memonitor rumah dan perangkat elektroniknya dari jauh melalui aplikasi dalam smartphone.
Bangunan rumah juga dikembangkan dengan konstruksi tahan gempa.
Kemajuan lain, beberapa perumahan juga mulai memanfaatkan panel surya sebagai penyuplai listrik di rumah bergandengan dengan listrik dari PLN, karena adanya regulasi pemerintah yang mendorong.
Jadi, penggunaan listrik PLN yang pembangkitnya umumnya masih digerakkan energi fosil (BBM) bisa dikurangi. Dukungan kongkrit pemerintah ini layak dipuji.
Nirwono berharap semua proyek properti yang dikembangkan developer dengan konsep hijau itu mendapatkan dukungan pemerintah, berupa insentif pajak, kemudahan perizinan, regulasi, dan lain-lain, sehingga dari tahun ke tahun makin banyak developer yang mau menerapkan konsep itu di proyeknya.
“Dukungan pemerintah sangat perlu karena penerapan konsep green yang sudah mutlak itu selalu beririsan dengan keterjangkauan harga rumah (yang membuat banyak developer enggan menerapkannya),” jelasnya.
Sementara kepada developer ia berharap, kendati dukungan kongkrit pemerintah masih kurang, tetap bersemangat mengembangkan proyek berkonsep eco friendly sebagai sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Apalagi, properti yang dikembangkan dengan konsep green dalam jangka panjang jauh lebih menguntungkan bagi reputasi developer,” katanya.
Ia menunjuk contoh kawasan Menteng (Jakarta Pusat) dan Kebayoran Baru (Jakarta Selatan) yang dikembangkan sebagai kota taman yang sekarang harga rumahnya tertinggi di Indonesia.