News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

33 Persen Kebutuhan Tembakau Pabrik Rokok Masih Diimpor

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani tembakau di Desa Pijot Utara, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (7/9/2017).

Laporan Reporter Kontan, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia masih harus mengimpor tembakau dari luar negeri sekitar 33 persen. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Suseno mengatakan bahwa produksi tembakau petani Indonesia hanya mampu memenuhi sebesar 67% dari total kebutuhan. "Kita hanya menghasilkan sekitar 200.000 ton tembakau per tahun dari seluruh Indonesia," jelas Suseno kepada Kontan.co.id, Minggu (23/12).

Iindustri membutuhkan sekitar 300.000 ton tembakau. Itu berarti Indonesia masih harus mengimpor sekitar 100.000 ton atau 33% untuk industri rokok.

Tembakau yang paling banyak diimpor ialah tembakau oriental. Tembakau ini hanya tumbuh di beberapa daerah di Indonesia seperti Lumajang.

Baca: Tak Sesuai dengan Isian Calon Lahan, Petani Tolak Bantuan Benih Jagung dari Pemerintah

Tembakau oriental sangat dibutuhkan dalam komposisi rokok. Karena tembakau oriental memiliki aroma khas yang tidak dimiliki tembakau lain.

Suseno menambahkan jika tembakau merupakan budaya yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia. Ia ingin semua pihak pembuat kebijakan duduk bersama dalam menentukan nasib tembakau di Indonesia.

"Petani menikmati tembakau sebagai salah satu andalan pendapatan mereka, mestinya ini dilestari. Jika tembakau lestari, industri tembakau juga lestari," ungkap Suseno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini