TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pegadaian menargetkan kenaikan penyaluran pinjaman sebesar 15,2% menjadi Rp 46,47 triliun di tahun 2019.
Untuk mencapainya, perusahaan gadai BUMN ini telah menyiapkan sejumlah strategi.
Pegadaian telah menyusun strategi dalam pengembangan usaha gadai dan non gadai, dengan mengembangkan berbagai produk pergadaian yang inovatif.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, langkah ini dilakukan agar Pegadaian tidak kalah bersaing dengan perusahaan gadai swasta yang semakin berkembang dari sisi layanan kepada nasabah.
“Pemantapan strategi bisnis Pegadaian dimulai dari perbaikan kapabilitas, branch transformation, digital proses dan bisnis, serta inovasi produk,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pegadaian juga akan terus mendorong inklusi keuangan melalui perluasan jaringan distribusi dan pengembangan inovasi produk digital lending.
Baca: Gaet Fintech, Pegadaian Siapkan Dana Rp 1 Triliun
Adapula pengembangan produk lain, seperti Gadai Efek, Gold Card, Digital Lending, Pegadaian E-Wallet & Pegadaian Remittance, Amanah Korporasi, Rahn Umroh, Express Loan dan Rahn Surat Berharga.
Dengan berbagai strategi tersebut, Kuswiyoto optimistis bisnis Pegadaian di tahun ini akan terus tumbuh. Ia memproyeksikan pendapatan Pegadaian tahun ini mencapai Rp 13,98 triliun atau tumbuh 21,3%.
Kemudian biaya usaha sebesar Rp 9,74 triliun atau naik 24 %. Sementara laba usaha diperkirakan tumbuh 10,8% menjadi Rp 4,06 triliun, dan laba setelah pajak naik 10,8% menjadi Rp 3,01 triliun di 2019.
Sedangkan dari sisi omzet, Kuswiyoto memproyeksikan mencapai Rp 148,72 triliun atau tumbuh 15,2% secara year on year (yoy).