TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan sebanyak 39 penyalur BBM Satu Harga oleh PT Pertamina (Persero) di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) pada 2019.
"Program BBM Satu Harga merupakan wujud Nawacita Presiden Joko Widodo bahwa kita harus memulai membangun dari pinggiran. Kita harus menyediakan energi secara merata dan yang penting harganya terjangkau," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial saat meresmikan Program BBM Satu Harga, di Kabupaten Buru, Maluku, sepertti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (22/2/2019).
Ego memaparkan, secara nasional, sejak tahun 2017 hingga 2019 akan dibangun 170 penyalur BBM Satu Harga, di mana PT Pertamina (Persero) telah membangun 54 lokasi di tahun 2017 dan 68 lokasi di tahun 2018.
Sementara badan usaha pendamping sebanyak 3 lokasi di tahun 2017, dan tahun 2018 sebanyak 6 lokasi.
Baca: SUV Kompak Mitsubishi ASX 2020 Siap Mendebut di Geneva International Motor Show 2019
Untuk tahun 2019, ditargetkan 39 Penyalur beroperasi oleh PT Pertamina, di mana 1 Penyalur telah diresmikan pada tahun 2018, 2 penyalur telah uji operasi dan 1 Penyalur oleh badan usaha pendamping.
"Ini adalah prinsip dari BBM Satu Harga yaitu kita harus menjangkau kesetaraan harga di seluruh negeri. Sangat tidak adil jika harganya lebih mahal dibandingkan saudara-saudara di Jawa," jelasnya.
Adapun realisasi tahun 2018 seluruh penyalur BBM Satu Harga secara nasional untuk BBM Subsidi Jenis Minyak Solar sebesar 30.934 KL atau 0,20 persen dari realisasi nasional.
Sedangkan realisasi BBM Khusus Penugasan Premium untuk penyalur satu harga sebesar 54.871 KL atau 0,59 persen dari realisasi nasional.
Menurut Ego, investasi BBM satu harga tergolong kecil, jika dibandingkan efek ganda (multiplier effect) ekonomi yang tercipta di suatu daerah jika mendapat pasokan BBM satu harga.
"Kalau dilihat dari biaya sepertinya mahal, tapi efek ganda dengan adanya energi yang murah, akan memutar roda perekonomian lebih cepat, industri rakyat disini akan tumbuh dan berkembang, dan tentunya PT. Pertamina tidak akan rugi dalam mendukung program Pemerintah ini," pungkasnya.