TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia punya modal besar menghadapi industri 4.0.
Menurutnya, Indonesia sangat siap, hal itu didasari jumlah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terutama adanya bonus demografi hingga tahun 2030.
“Ini menjadi momentum bagi Indonesia, karena negara lain seperti Jepang, Singapura dan Korea sudah melewati kesempatan itu. Bahkan, Jerman yang sudah punya 4.0, tetapi dia kurang SDM-nya. Kalau bonus demografi sudah terlewati, negara itu terbebani dengan social cost lebih tinggi,” kata Menperin di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Airlangga optimistis, melalui konsep industri 4.0, Indonesia sekarang menuju pendapatan per kapita sebesar USD 31.000 pada tahun 2045.
Ditargetkan Indonesia mampu menempati peringkat keempat sebagai negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia.
“Pertanyaannya, adakah yang sudah memperoleh income perkapita sebesar USD 31.000 hari ini di Indonesia? Jawabnya, ada. Kita pergi saja ke kawasan industri di Jababeka atau Cikarang dan sekitarnya, itu dengan jumlah satu juta orang. Di sana itu adalah Detroit-nya Indonesia,” paparnya.
Menperin mengatakan SDM Indonesia lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan teknologi baru, buktinya angka penjualan ponsel pintar di pasar domestik menembus 60 juta unit per tahun.
Pemerintah fokus menjalankan berbagai program strategis dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM terutama di sektor industri. Misalnya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kementerian Perindustrian telah menjalankan pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.